Prostitusi di Kota Semarang, para pelakunya berpotensi berkeliaran di jalanan.
Semarangpos.com, SEMARANG – Sekitar 621 pekerja seks komersial (PSK) berpotensi berkeliaran di jalanan di Kota Semarang pada 2019 nanti. Kondisi itu terjadi jika pemerintah jadi menutup dua resosialisasi PSK di Kota Semarang guna menyukseskan program Indonesia Bebas Prostitusi 2019.
Hal itu diungkapkan Ketua Lentera Asa, Ari Istiadi, saat dijumpai Semarangpos.com di kantornya Jl. Sri Kuncoro, Kalibanteng Kulon, Semarang, Rabu (20/12/2017). Ari membenarkan jika saat ini para PSK yang ada di dua tempat prostitusi di Semarang, Sunan Kuning dan Gambilangu, telah diberi kemampuan berwirausaha. Namun,hal itu bukanlah jaminan mereka tidak akan kembali menggeluti profesi sebagai PSK jika situasi ekonomi mendesak.
“Namanya kebutuhan perut, siapa yang bisa menjamin? Kalau ternyata setelah dari SK mereka masih masih melakukan praktik prostitusi bagaimana? Bukankah mereka justru akan berkeliaran di jalanan,” ujar Ari.