Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Para petani tomat di Desa Sebarus, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat, membuang tomat hasil panen kebunnya hingga video itu beredar viral di media sosial, pada Minggu 27 Maret 2022.
Dalam video yang beredar, aksi para petani tersebut tak tahan dan kecewa dengan harga jual tomat sangat murah dibandingkan dengan modal menanam.
Petani menyebutkan harga normal tomat Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kg, tapi sekarang ini tengkulak hanya membeli Rp 400 sampai Rp 600 per kg.
Harga serendah itu sangat mengecewakan petani yang telah berusaha untuk mulai dari mencari bibit, menanam, dan memelihara hingga panen dengan modal yang cukup besar.
Sementara itu, di Kota Bandar Lampung saat saibumi.com menanyakan kepada pedagang terkait harga tomat. Menurut pedagang harganya di pedagang tidak mengalami kenaikan malah terjadi penurunan.
"Kalau harga sih enggak naik, tapi kita belinya yang memang Rp. 2,000 - 3,000," ungkap Sawiyah kepada saibumi.com, Senin (28/3/2022).
Lebih lanjut ia menuturkan, bahwa harga per satu kilogram tomat di Pasar Pasir Gintung sebesar Rp. 5,000 sedangkan biasanya Rp. 6,000 - Rp. 8,000.
Saat disinggung terkait kejadian di Lampung Barat yang para petani membuang hasil kebun mereka, Sawiyah menuturkan "Iya kalau dari harga beli kita kan Rp. 2ribu, wajarlah kalau petani marah. Kalau enggak salah kan mereka jual di harga Rp. 400, jadi menurut saya itu lumayan buat susah petani ya," jelasnya.
Sawiyah pun menambahkan, sejauh ini untuk pedagang belum ada kenaikan yang signifikan untuk harga tomat.
"Belum ada, cuma belum tau saat puasa nanti dan dekat-dekat lebaran. Saya juga berharap aja, semoga masalah yang terjadi terkait para petani yang kecewa dengan harga jualnya bisa segera terselesaikan dan petani pun bisa mendapatkan harga yang pas untuk kelangsungan hidup" pungkas Sawiyah.