Pengamat separatisme Universitas Riau, Dr Erdianto Effendi menilai, tuntutan Otonomi Khusus (Otsus) Riau kembali mengemuka belakangan ini akan sulit diwujudkan karena Riau tidak mempunyai sejarah angkat senjata ketika menuntut merdeka dari Indonesia.
Tuntutan Otsus terkait dengan lobi-lobi politik. Sikap pemerintah pusat terhadap Riau, kata Erdianto, berbeda jika dibandingkan Aceh dan Papua.
Pasalnya, otsus disetujui di dua entitas suku ini karena bargaining perlawanan bersenjata dilakukan kelompok separatis di sana. Sedangkan tuntutan merdeka di Riau pada 1999 hanya melalui diplomasi dan tidak ditanggapi dengan represif oleh pemerintah pusat.