Wali Kota Samarinda Andi Harun apresiasi dedikasi para pecinta lingkungan yang terus bergerak memelihara Sungai Karang Mumus (SKM).
"Terima kasih untuk seluruh dedikasi pecinta lingkungan. Karena kami (Pemkot Samarinda) mengerti, apa yang dilakukan selama ini adalah kerja besar demi kebaikan bersama," kata Andi Harun saat pelaksanaan aksi penghijauan sempadan SKM di samping Jembatan Glatik pada Sabtu, 27 Januari 2022.
Ia menerangkan, lingkungan memegang peranan penting terhadap proses pembangunan. Jika kelestarian lingkungan diabaikan, maka akan menghasilkan output pembangunan yang tidak serasi dan selaras. Kejahteraan masyarakat juga akan terganggu.
Orang nomor satu di Samarinda itu menerangkan, upaya pengendalian banjir yang dilakukan Pemkot Samarinda memang tidak seutuhnya dilakukan dengan konsep naturalisasi. Tapi juga, normalisasi seperti betonisasi yang dilakukan di sejumlah titik.
"Ada keadaan yang memaksa. Di beberapa titik banjir, tinggi daratan atau tanah lebih rendah dari posisi sungai," sebutnya.
Sedapat mungkin, lanjut Andi Harun, Pemkot Samarinda akan memadukan program pengendalian banjir dengan konsep penghijauan dengan betonisasi.
"Kondisi tanah di Samarinda juga tidak sama seperti di Sulawesi dan Jawa. Tekstur nya adalah lempung. Jika terjadi gradasi, naturalisasi yang dilakukan oleh Pemkot tidak berjalan maksimal," ungkapnya.
Di sisi lain, Andi Harun sampaikan jika program penanggulangan banjir dan perbaikan lingkungan yang dilakukan akan terus berlanjut. Tahun ini, Pemkot Samarinda juga sudah mematangkan rencana pembebasan lahan di sejumlah titik banjir. Misalnya, di sisi kanan kiri Jembatan JB dan Gang Nibung yang mulai dilaksanakan pada 14 Februari 2022 mendatang.
Selain itu juga, proyek kolam retensi di Bengkuring akan didampingi dengan proyek penurapan pada pertengahan tahun 2023 mendatang.
"Targetnya, 70-80 persen banjir di Bengkuring berkurang," lugasnya. (*)
Editor: Yusuf