Viral Desain Garuda Istana Negara Ibu Kota Baru, Ini Filosofi, Perancang

Presisi.co - Desain Garuda Istana Negara di Ibu Kota baru mendapat kiritik dari

presisidotco
Rabu, 31 Maret 2021 | 14:52 WIB
Viral Desain Garuda Istana Negara Ibu Kota Baru, Ini Filosofi, Perancang
Sumber: presisidotco

Presisi.co - Desain Garuda Istana Negara di Ibu Kota baru mendapat kiritik dari banyak pihak. Desain yang menyerupai burung garuda ini dinilai kurang progresif dan kurang ramah lingkungan.

Seperti diwartakan Suara.com, jaringan Presisi.co ternyata terdapat filosofi yang mendalam pada desain tersebut. Lalu bagaimana filosofi yang dimaksud? Siapa yang mencetuskan konsep dan perancang desain ini? Dan apa pula kritikan yang masuk ke pemerintah terkait konsep Istana Negara Garuda?
 
Filosofi Garuda

Filosofi dari bentuk dan citra garuda yang nampak pada konsep bangunan tersebut adalah cerminan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan negara yang kuat. Desain ini juga mengandung pesan Bhineka Tunggal Ika, yang selalu terhubung, aktif, dan mudah diakses. Meski demikian ternyata cukup banyak pihak yang kurang setuju dengan desain konsep dan filosofi tersebut. Di antaranya adalah kalangan arsitek dan pemerhati desain bangunan.

Perancang Desain Garuda Istana Negara

Nama Nyoman Nuarta, yang merupakan seorang pematung yang cukup terkenal di Bali menjadi orang dibalik desain tersebut. Desain ini dianggap paling mendekati dengan keinginan pemerintah dalam membangun istana negara yang baru.

Namun demikian, desain tersebut masih merupakan konsep awal yang memerlukan banyak perbaikan dan koreksi. Jadi masyarakat diharapkan tidak buru-buru mencela, karena desain final untuk dieksekusi baru akan ditentukan pada bulan Agustus mendatang.

Kritik dari Berbagai Pihak

Ikatan Arsitek Indonesia menyatakan bahwa bangunan istana negara dengan desain garuda ini justru tidak mencirikan kemajuan peradaban bangsa dan kurang sesuai dengan perkembangan era digital saat ini.

Seharusnya desain ikon negara memberikan kesan progresif, pembangunan berkelanjutan, serta modernitas, namun tanpa kehilangan identitas bangsa.

Dari Green Building Council Indonesia, Ahli Rancang Kota Indonesia, Ikatan Arsitan Landskap Indonesia, serta Ikatan Ahli Perancangan Wilayah dan Kota, kritik yang dilayangkan terbagi menjadi 3 poin.

Pertama, desain tersebut sebaiknya tidak digunakan sebagai desain istana negara, namun menjadi bangunan monumen yang dilteakkan di titik strategis dan dilepaskan dari fungsi istana negara. Usul bahwa desain yang akan digunakan disayembarakan dengan prinsip dan ketentuan desain yang disepakati. Terkait pembangunan ibu kota negara, tidak harus dimulai dengan bangunan gedung namun bisa mulai pembangunan Tugu Nol, yang ditandai dengan pembangunan lanskap hutan hujan tropis.

Konsep Istana Negara Garuda ini memang belum final, dan ada baiknya juga ketika mendapat kritik dan masukan dari berbagai pihak. Artinya, banyak orang yang peduli dan ingin agar hasil dari pembangunan benar-benar memuaskan. 

Sumber: Suara.com

BERITA LAINNYA

TERKINI