Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) menyoroti kasus mangkraknya pembangunan dua rumah bantuan Baitul Mal Aceh Utara tahun aggaran 2021 untuk fakir dan miskin di Gampong U Baro dan Alue Seumambo, Kecamatan Cot Girek.
“Kita meminta kepada pihak Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara untuk menyelesaikan beberapa rumah yang mangkrak di daerah tersebut. Kemungkinan ini juga terjadi hal yang sama di beberapa kecamatan lainnya, selain di Kecamatan Cot Girek,” kata
Ketua YARA Perwakilan Aceh Utara, Iskandar PB, dalam keterangannya diterima portalsatu.com, Sabtu, 11 Juni 2022, malam.
Iskandar mengingatkan jangan sampai masyarakat miskin tidak mendapat haknya sebagaimana mestinya. Pemerintah Aceh Utara punya tanggung jawab terhadap warga miskin, terutama masalah tempat tinggal yang layak huni.
“Sebelumnya kita juga mendapat laporan masyarakat ada beberapa rumah layak huni bantuan Baitul Mal yang terlantar alias mangkrak. Maka kita meminta Baitul Mal Aceh Utara segera menuntaskan pengerjaan rumah layak huni tersebut hingga bisa ditempati oleh penerima manfaat,” tegas Iskandar.
YARA berharap pihak penegak hukum baik kepolisian dan Kejaksaan Negeri Aceh Utara ikut mengawal masalah ini. “Harus diusut tuntas, siapa yang bermain. Dan, jangan sampai harapan masyarakat miskin penerima rumah bantuan itu terkatung- katung nasibnya,” ujar Iskandar.
Diberitakan sebelumnya, pembangunan dua rumah bantuan Baitul Mal Aceh Utara tahun aggaran 2021 untuk fakir dan miskin di Gampong U Baro dan Alue Seumambo, Kecamatan Cot Girek, mangkrak.
Pantauan portalsatu.com, Sabtu, 11 Juni 2022, rumah bantuan dari Baitul Mal untuk Rohani di Gampong U Baro, dinding bagian luar dan dalam sudah diplester. Kosen pintu dan jendela juga telah dipasang. Namun, rumah itu belum dipasang atap dan tanpa dibuat sekat ruangan atau kamar tidur.
Kondisi sama tampak pada rumah untuk Saifullah AR di Gampong Alue Seumambo. Atap rumah tersebut belum dipasang, lantai belum disemen, hanya dinding yang sudah diplester.
Warga penerima bantuan itu mengeluhkan pembangunan rumah yang belum rampung sehingga sampai sekarang tidak dapat digunakan.
Rohani mengaku mengajukan permohonan bantuan pada tahun 2019 lantaran kondisi rumahnya yang berkonstruksi kayu tidak layak huni dan sudah ambruk. Lalu, pada September 2020, ada tim yang turun ke desa itu untuk mengecek kondisi rumah Rohani.
“Kemudian tahun 2021, dibawa material (oleh pihak penyedia/rekanan) untuk pembangunan rumah, tapi bulan berapa saya tidak ingat lagi. Yang jelas saat itu tidak langsung dikerjakan,” kata Rohani kepada portalsatu.com.
Rohani menyebut rumah ini baru dibangun “kalau tidak salah pada akhir Januari 2022”. Bahkan, dalam proses pembangunan rumah itu, dia harus mengeluarkan uang pribadi untuk membeli semen, besi, dan dua kosen pintu.
“Karena untuk kosen pintu saya suka yang bagus, maka saya ganti dua yang digunakan untuk pintu bagian depan dan belakang. Kalau kosen jendela itu dari bantuan. Sedangkan sekatan kamar itu akan dibuat dari triplek, bukan beton kalau kita lihat dari desain gambarnya,” ujar Rohani.
Rohani mendapat kabar bahwa dalam bulan ini (Juni) akan dilanjutkan kembali pembangunan rumah itu. Namun, sejauh ini belum ada pekerja yang datang untuk melanjutkan pekerjaan. “Saya tidak tahu kenapa pembangunan rumah bantuan untuk saya jadi seperti ini (mangkrak),” tuturnya.
Saat ini Rohani menempati gubuk darurat yang dibangun dengan kayu bekas rumah lama yang dibongkar. Lokasi gubuk itu berdekatan dengan rumah bantuan yang pembangunannya mangkrak.
“(Tinggal di gubuk) sambil menunggu selesai dibangun rumah bantuan Baitul Mal ini. Harapan kami kalau bisa segeralah dilanjutkan pembangunan, apalagi lebaran Iduladha sudah dekat, bagaimana kalau belum siap kan,” ucap Rohani.
Sementara itu, Saifullah AR mengku mengajukan proposal kepada Baitul Mal Aceh Utara pada 2019. Rumah bantuan untuk dirinya mulai dibangun pada awal tahun 2022 lalu, tapi ia tidak ingat lagi bulan berapa. “Yang belum selesai dibangun atap rangka baja, lantai, jendela, dan pintu. Pembangunan rumah ini baru selesai sekitar 60 persen,” katanya.
Sebelumnya Saifullah AR mendapat kabar dari pihak Baitul Mal bahwa pada Ramadhan lalu rumahnya sudah bisa ditempati. Kenyataannya sampai sekarang belum selesai dibangun. “Sementara ini saya masih tinggal di rumah mertua,” ujar Saifullah.
Saifullah berharap pembangunan rumah tipe 6×6 itu bisa cepat selesai. “Yang harus segera dilanjutkan pembangunan bagian atap, pintu, dan jendela. Kita berharap kepada pihak Baitul Mal kalau memang itu diberikan bagi keluarga tidak mampu agar yang sempurnalah. Itu saja harapan saya,” ucapnya.
Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh Utara, Zulfikar Z. S.Pd., M.T., mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dari tim pelaksana rumah bantuan itu. Dia menyebut sudah disampaikan untuk ditindaklanjuti segera sesuai perjanjian tim pelaksana dengan Pansus DPRK.
“Memang ada beberapa laporan yang masuk kepada kami terkait belum selesainya rumah. Tapi di kecamatan mana saja itu kita masih mengecek lokasinya secara keseluruhan,” kata Zulfikar.
Zulfikar merincikan jumlah pembangunan rumah senif (kelompok yang berhak menerima zakat) fakir dan miskin di Aceh Utara tahun anggaran 2021 sebanyak 251 unit dengan pagu Rp45 juta/rumah. “Dari anggaran murni 173 unit, anggaran perubahan 78 unit, total anggaran Rp11 miliar lebih,” ujarnya.
Dia menyatakan tidak semua rumah bantuan dari Baitul Mal kondisinya mangkrak. “Dari jumlah keseluruhan, hanya sebagian saja, dan nanti akan dilihat kembali data detailnya berapa unit yang belum siap. Kendalanya dari pengadaan barang sekarang sudah agak naik harganya. Sedangkan saat rancangan RAB (Rencana Anggaran Biaya) sebelumnya harga itu sesuai standar untuk bahan yang diperlukan. Mungkin dari segi itu jadi kendala sedikit di lapangan,” tutur Zulfikar.
Menurut Zulfikar, pihaknya akan melanjutkan pembangunan rumah tersebut dalam bulan ini (Juni). “Maka perlu dicek lagi nanti di mana saja lokasi yang kondisinya seperti itu supaya dapat sekalian disesuaikan kebutuhannya dalam proses pengerjaan. Idealnya selesai dibangun rumah itu tiga bulan, namun karena ada sedikit kendala teknis seperti saya sampaikan itu,” katanya.[]