Penanganan Konflik Gajah di Aceh Perlu Gunakan Kearifan Lokal

BANDA ACEH – Anggota Komisi IV DPR RI, TA Khalid meminta penanganan konflik gajah di daerah pedalaman harus menggunakan kearifan lokal. Politisi Gerindra ini sebelumnya juga

portalsatu
Jumat, 5 November 2021 | 17:38 WIB
Penanganan Konflik Gajah di Aceh Perlu Gunakan Kearifan Lokal
Sumber: portalsatu

Anggota Komisi IV DPR RI, TA Khalid meminta penanganan konflik gajah di daerah pedalaman harus menggunakan kearifan lokal.

Politisi Gerindra ini sebelumnya juga telah berhasil memasukka   isu konflik gajah di Aceh dalam kesimpulan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan Pejabat Esselon I Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia,  Kamis 27 Mei 2021 lalu.

Menanggapi hal tersebut, KLHK mengadakan pertemuan dengan sejumlah pihak  di Aceh terkait pengelolaan konservasi gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus), Rabu, 3 November 2021 di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh.

KLHK melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) juga telah menyusun rancangan dokumen rencana aksi pelaksaaan kegiatan pengelolaan Gajah Sumatera di Provinsi Aceh.

Pertemuan dan rapat konsolidadi tersebut digelar untuk memperoleh masukan dan memperkuat peran aktif para pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam konservasi.

Acara tersebut turut dihadiri tiga anggota Komisi IV DPR RI asal Aceh, yakni TA Khalid, Muslim, dan Salim Fahkry. Selain itu juga hadir sejumlah bupati dari daerah yang terkait dengan konservasi gajah, seperti : Pidie Jaya, Pidie, Bener Meriah, Bireuen, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Tengah, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara.

Hadir juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Aceh selaku Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Konflik Manusia dan Satwa Liar Provinsi Aceh, Kepala Bappeda Aceh, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Kepala Balai Besar TN Gunung Leuser, Kepala Balai KSDA Aceh, BPDAS Krueng Aceh, dan Direktur CRU Aceh.

Beberapa pihak dari lembaga terkait juga dilibatkan dalam acara tersebut secara virtual, seperti: Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem, Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Balai Gakkum Wilayah Sumatera, Direktur Program TFCA Sumatera, Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia, Fauna FonaInternationa1(FFIIP), Lembaga Suar Galang Keadilan (LSGK), Yayasan Ekosistem Leuser (YEL), Forum Konservasi Leuser (FKL), USAID SEGAR, Flora Fauna Aceh (Fiona), PKSL, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH-USK), Yayasan Aceh Green Community (AGC), serta Yayasan Leuser Internasional (YM)[]

BERITA LAINNYA

TERKINI