Sejak zaman Kesultanan Aceh Darussalam pada abad 16, atau zaman sebelumnya, Banda Aceh dibangun mengikuti kaedah tata ruang kota air. Hal ini masih terlihat sampai sekarang, ada beberapa sungai yang digali pada masa tersebut, seperti Krueng Daroi, masih berfungsi sampai sekarang.
"Kota gemilang kita adalah kota air. Ada kecenderungan kota-kota Bandar kita, kurang merasa dirinya kota air. Jalanan darat makin panjang, makin lebar dan semakin tinggi. Saya khawatir melihat halaman rumah penduduk semua di bawah jalanan itu, menampung air buangan dari jalanan," kata Dr. Kamal Abdullah Arif, Ir., M.Eng, penulis buku berjudul "Ragam Citra Kota Banda Aceh - Interpretasi Sejarah Memori Kolektif dan Arketipe Arsitekturnya", Sabtu, 3 Oktober 2020.
Anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) yang akrab disapa Kamal Arif ini menjelaskan, telah banyak datang bukti-bukti sebagai peringatan alamiah bahwa Banda Aceh adalah kota air dan perlu dibangun sesuai dengannya.