Resiko Kematian pada Komorbid dan Anak jika Terpapar Varian Omicron!

Kematian akibat tertular Covid-19 varian Omicron tak hanya mengancam lansia dan komorbid, tapi juga anak-anak.

pantau
Selasa, 25 Januari 2022 | 11:11 WIB
Resiko Kematian pada Komorbid dan Anak jika Terpapar Varian Omicron!
Sumber: pantau

Dicky Budiman, Epidemiolog dari Griffith University Australia menjelaskan fatalitas atau risiko mengalami gejala berat hingga kematian akibat tertular Covid-19 varian Omicron tak hanya mengancam lansia dan orang dengan komorbid, namun juga anak-anak.

Dicky menegaskan, sejatinya Omicron sama bahanya dengan varian lain yang lebih dahulu ada, seperti Delta dan Alpha, dan juga virus asli yang pertama kali muncul di Wuhan, China, pada akhir 2019 lalu.

"Di mana dia memang akan lebih banyak berisiko pada orang yang punya komorbid atau lansia, dan belum divaksinasi lebih mungkin mengalami fatalitas atau meninggal. Dan antara lain sekarang ini kita baru melihatnya pada lansia, nanti kalau kita tidak cepat melakukan mitigasi, kematian pada anak akan terjadi," kata Dicky kepada wartawan, Minggu (23/1/2022).

"Ini saya sampaikan, artinya kita akan mendapat berita seperti itu sebagaimana terjadi juga di luar negeri atau di negara lain," tambah Dicky.

Berdasarkan data Kemenkes, total cakupan vaksinasi dosis pertama untuk lansia mencapai 71,29 persen. Dan untuk lansia yang telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua sebesar 46,41 persen, dari target sebanyak 21.553.118.

Sedangkan untuk masyarakat rentan dan umum, total capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 72,16 persen dan vaksinasi dosis kedua sebesar 49,60 persen dari target 141.211.181 penduduk yang divaksinasi.

Di sisi lain, pemerintah sendiri baru memulai program vaksinasi anak usia 6-11 tahun.

"Anak-anak dari usia 6 tahun ke atas baru dimulai, masih banyak yang belum divaksin penuh termasuk untuk anak-anak usia di bawah 6 tahun," tambah Dicky.

Karena hal tersebut, ia mendorong pemerintah untuk menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, yang saat ini sudah berjalan di berbagai daerah.

Dicky menjelaskan setidaknya PTM bisa ditunda pada akhir Januari ini hingga awal Maret mendatang.

"Itu di masa yang sangat rawan, karena itu periode prediksi masa krisis di Indonesia, Februari-Maret. Mengapa? Karena untuk siswa kita ini, meskipun sudah ada vaksinasi pada siswa, tapi kan ada yang belum divaksinasi, dan saat ini risiko ini cukup berat untuk anak-anak dan terbukti di negara-negara lain data menunjukkan kasus infeksi anak-anak meningkat," tutur Dikcy.

Kesehatan Covid-19Omicron

BERITA LAINNYA

TERKINI