Denpasar - Setelah hampir dua tahun pariwisata Bali mengalami stagnasi 14 Oktober Bali siap membuka penerbangan internasional karena itu semua pihak kembali diingatkan agar secara ketat menerapkan protokol kesehatan dan mewaspadai mutasi varian baru Covid-19..
Sejauh ini, Bali sudah siap menerapkan protokol kesehatan di sejumlah destinasi pariwisata, desa wisata, termasuk hotel yang sudah bersertifikat CHSE.
"Fasilitas umum seperti swalayan, pasar tradisional serta kesiapan rumah sakit rujukan Covid-19 bagi wisatawan yang terdeteksi positif pasca masuk pintu bandara," ungkap Wakil Gubernur Bali yang juga Ketua PHRI Bali Tjokorda. Oka Artha Ardhana Sukawati.
Cok Ace, sapannnya menjadi pembicara dalam forum dialog media center Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN),di ruang kerjanya, Rabu (13/10/2021).
Kata Wagub Cok Ace, Bali dengan segala upaya kesiapan terutama penerapan prokes terutama disiplin 5M.
Bagaimana masyarakat selalu menggunakan masker kapan dan dimanapun, mencuci tangan secara berkala termasuk penyediaan hand sanitizer oleh masing-masing warga, dan tetap menjaga jarak khususnya ditempat keramaian dan diluar rumah) termasuk penerapan aplikasi peduli lingkungan.
Hanya saja, meskipun Bali siap menerima kunjungan wisatawan mancanegara dengan segala penerapan prokes yang sudah dianjurkan, namun jangan pernah lupa dengan ada dan bermutasinya varian baru pada perkembangan Covid-19 (Corona, Delta dan Mu).
"Sebaiknya kita tetap waspada dan tidak teledor. Hingga saat ini kita masih berada ditengah perjuangan melawan wabah Covid-19," katanya mengingatkan.
Pada kesempatan itu, Wagub Cok Ace berharap semua pihak mampu bekerjasama untuk tetap menjaga diri dan kesehatan masing-masing.
"Dengan standarisasi prokes yang sudah dianjurkan adalah satu-satunya alat dan obat untuk kita semua tetap sehat," harap dia,
Diketahui, jumlah kasus yang semakin menurun, bukan berarti semua bebas beraktivitas tanpa mengutamakan protokol kesehatan.
Diingatkan, jangan sampai pembukaan Bali untuk perjalanan internasional yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama, memberikan peluang berkembangnya kluster baru yang nantinya membuat lonjakan kasus kembali naik.
"Mari kita hindari gelombang ketiga perkembangan Covid-19 di Bali, sehingga mampu mempertahankan kepercayaan dunia terhadap Bali," tegas mantan Bupati Gianyar ini.
BBeberapa langkah yang dilakukan adalah vaksinasi bagi masyarakat dan ketaatan masyarakat Bali membuat gambaran penyebaran Covid-19 semakin melandai.
Kemudian, melakukan testing, tracking dan treatment yang cepat dan tepat memberi penanganan yang baik bagi pasien yang terdeteksi positif Covid-19.
Pemberlakuan karantina selama lima (5) hari bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali merupakan standar yang diputuskan untuk meminimalisir peluang berkembangnya kembali virus Covid-19 di Bali pasca pintu masuk dibuka.
Ditegaskan kembali, keselamatan dan kesehatan masyarakat masih menjadi kunci utama bagi Bali.
Dengan kesiapan 35 hotel karantina dan tidak diperbolehkan menerima wisatawan non karantina serta di sesuaikan per hari kedatangan.
Masker adalah budaya baru dalam menghadapi bencana non alam ke depan, sehingga kewajiban mentaati protokol kesehatan adalah kunci untuk hidup berdampingan dengan virus Covid-19 yang akan terus bermutasi.
Bagi wisatawan yang tidak disiplin menerapkan prokes di Bali, maka kebijakan untuk deportasi dapat diberlakukan.
Pada kesempatan sama, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf RI Henky Hotma P. Manurung mengatakan kesiapan Bali dibuka bagi wisatawan mancanegara dilihat dari tingkat vaksinasi masyarakatnya yang mencapai 99 persen.
Dosis pertama dan 90 persen dosis kedua, dengan jumlah kasus Covid-19 yang mengalami penurunan sejak beberapa minggu berturut-turut.
"Data ini menunjukkan bahwa Bali serius dalam penanganan virus Covid-19," imbuhnya.
Dikatakan, seluruh prosedural dan standarisasi bagi wisatawan yang masuk dengan mentaati prokes, maka CHSE mampu meningkatkan keyakinan wisatawan untuk datang ke Bali.
"Dengan capaian angka sempurna, Bali dipercaya menerima kunjungan wisatawan sehingga mampu membangun dan membangkitkan kembali semangat pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali," tutupnya. (Rohmat).