Harakah.id – Pada dasarnya, semua hari maupun bulan itu sama. Hanya kualitas perbuatan pribadi masing-masing saja yang membedakannya. Akan tetapi, Islam telah menentukan keutamaan suatu bulan sesuai dengan momen yang terdapat di dalamnya. Dalam hal ini termasuk juga dengan bulan Dzul Hijjah.
Melalui pembawa ajarannya, kanjeng Nabi Muhammad Saw telah menyampaikan keutamaan pada bulan Dzul Hijjah, baik berupa sabdanya sendiri maupun firman Allah yang disampaikan melalui malaikatnya. Keutamaan tersebut adalah:
Pertama, Dzul Hijjah bagian dari bulan haram, yaitu bulan suci dan mulia di hadapan Allah, sehingga amal-amal yang dikerjakan pada bulan tersebut dilipatgandakan sebagaimana sabda Nabi:
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الزَّمَانُ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ (رواه البخاري)
“Diriwayatkan dari Abi Bakrah, dari kanjeng Nabi Saw bersabda: zaman itu telah berputar sesuai garis edarnya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun terdiri dari dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (mulia); 3 di antaranya berturut-turut, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Dan (terakhir) Rajab yang berada antara Jumadil (Akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari).