Harakah.id – Tidak hanya salat wajib, salat sunnah juga bisa diqada’ dengan beberapa ketentuan
Melakukan shalat sunnah di waktu yang lain dengan niat qadha’ hukumnya boleh asal memenuhi dua syarat. Pertama, shalat sunnah tersebut sudah biasa dilakukan. Kedua, shalat sunnah tersebut memiliki waktu khusus atau termasuk sunnah mutlak.
Di dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin, Habib Abdurrahman menjelaskan bahwa ada dua jenis shalat sunnah yang boleh diqadha’ jika ditinggalkan. Beliau berkata;
يندب قضاء النفل المؤقت كالعيد والوتر والرواتب مطلقا بل لو اعتاد شيئا من النفل المطلق فتركه في وقته المعتاد ولو لعذر سن له قضاءه لئلا تميل الدعة والرفاهية
“Disunnahkan mengqadha’ shalat sunnah yang mempunyai waktu seperti shalat ‘id, witir, rawatib secara umum. Bahkan jika seseorang terbiasa melakukan shalat sunnah mutlak, kemudian meninggalkannya pada waktu yang biasa dilaksanakan meskipun sebab ada uzur, maka sunnah baginya mengqadha’ shalat sunnah mutlak tersebut agar dirinya tidak condong pada kebiasaan enak-enak dan mewah-mewahan.”