Harakah.id – Piagam Jakarta adalah salah satu fase penting dalam sejarah berdirinya NKRI. Di balik perumusannya, ada argumentasi yang diputuskan para ulama dengan bersandar kepada kaidah fikih “al-ijtihad la yunqadlu bil ijtihad” الِاجْتِهَادُ لَا يُنْقَضُ بِالِاجْتِهَادِ
al-ijtihad la yunqadlu bil ijtihad
“ijtihad tak dapat dianulir ijtihad lain
Ijtihad berasal dari kata ja-ha-da yang berarti upaya penuh kesungguhan. Derivasi dari kata tersebut memiliki konotasi yang beraneka macam. Jihad misalnya lebih banyak digunakan untuk menggambarkan upaya fisik seperti perang guna menjaga keberlangsungan kehidupan. Mujahadah lebih menggambarkan upaya spiritual yang tak kenal lelah untuk mencapai kedekatan paripurna dengan Tuhan. Sedang ijtihad menunjukkan upaya berfikir serius untuk mencapai kesimpulan yang dinilai paling mendekati kehendak Tuhan.
Ijtihad sebagai kerja intelektual berkembang di dunia Islam, terutama semenjak wafatnya Rasulullah saw. Ijtihad diperlukan untuk mencari format aturan yang dinilai ideal dan mencerminkan pandangan Islam. Ketika Rasulullah saw. masih hidup, para sahabat lebih banyak mendasarkan diri pada bimbingan dan arahan beliau.