Investasi Asing Global Akan Turun Setengahnya dalam Dua Tahun ke Depan

Laporan yang dikeluarkan badan PBB untuk perdagangan dan perkembangan, UNCTAD, menyebutkan, negara-negara berkembang akan menjadi pihak yang “paling terpukul”. 

dw
Kamis, 18 Juni 2020 | 17:47 WIB
Investasi Asing Global Akan Turun Setengahnya dalam Dua Tahun ke Depan
Sumber: dw

Dampak ekonomi pandemi corona akan memaksa perusahaan internasional memperketat anggarannya, kata laporan terbaru PBB World Investment Report 2020 (WIR 2020). Laporan yang dikeluarkan badan PBB untuk perdagangan dan perkembangan, UNCTAD, menyebutkan, negara-negara berkembang akan menjadi pihak yang “paling terpukul”. 

Aliran investasi asing langsung, FDI, secara global bisa turun sampai 40% pada tahun ini, karena banyak perusahaan yang akan meninjau kembali rencana investasi mereka, kata WIR 2020. Penurunan dramatis ini akan mendorong nilai FDI global ke bawah 1 triliun dolar untuk pertama kalinya sejak 2005. WIR 2020 mengasumsikan bahwa wabah corona akan berlanjut hingga 2021.

"Dampaknya, meskipun sangat parah di mana-mana, berbeda-beda di setiap wilayah. Negara berkembang diperkirakan akan melihat penurunan FDI terbesar," kata James Zhan, direktur investasi UNCTAD dan penulis utama World Investment Report kepada DW. Negara berkembang akan sangat terpukul, karena mereka juga tidak mampu menerapkan langkah-langkah stimulus ekonomi besar-besaran seperti negara-negara maju.

Syok tiga rangkap

Tanda-tanda peringatan dini sudah terlihat jelas, kata  WIR 2020. 5.000 perusahaan multinasional teratas dunia, yang menyumbang sebagian besar FDI global, sudah merevisi prediksi pendapatan yang diperkirakan untuk tahun 2020 rata-rata turun 40%, dengan beberapa industri mengalami kemerosotan lebih besar lagi, menurut survei yang dilakukan James Zhan dan timnya.

Kepada DW James Zhan mengatakan, pandemi corona menyebabkan syok tiga rangkap, yaitu di sisi permintaan, penawaran, dan kebijakan FDI. Penurunan tajam Produk Domestik Bruto global juga akan berdampak negatif pada investasi baru.

Bagaimana Vietnam Bangkit Jadi Macan Ekonomi Baru Asia? Denyut Ekonomi Vietnam

Ho Chi Minh City yang dulu dikenal dengan nama Saigon merupakan jantung ekonomi Vietnam. Pada 2050 nanti bekas negeri Komunis ini diyakini akan menembus daftar 20 besar kekuatan ekonomi dunia, jika berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan di angka 5%. Saat ini Vietnam menduduki posisi ke-32 perekonomian paling gemuk sedunia dengan pertumbuhan mencapai 7 persen per tahunnya.

Bagaimana Vietnam Bangkit Jadi Macan Ekonomi Baru Asia? Perekonomian Dua Roda

Lautan sepeda motor yang menyemuti jalan-jalan kota Ho Chi Minh menjadi salah satu manifestasi pertumbuhan ekonomi yang pesat. Saat ini ibukota Vietnam dilalui oleh lebih dari 7 juta sepeda motor setiap harinya. Sejak reformasi ekonomi pada dekade 1980-an, pemasukan per kapita penduduk Vietnam meningkat enam kali lipat.

Bagaimana Vietnam Bangkit Jadi Macan Ekonomi Baru Asia? Ambisi Besar Sektor IT

Terutama sektor teknologi Vietnam menjadi motor penggerak tumbuhnya lapangan kerja bagi profesional muda. Perusahaan startup bernama NFQ Asia misalnya menggaji pengembang software antara $ 1.000 hingga $ 2.000 per bulan atau sekitar 30 juta Rupiah. "Penduduk Vietnam lapar akan kesuksesan dan mau bekerja sangat keras," kata pendiri NFQ Asia, Lars Jangkowfsky.

Bagaimana Vietnam Bangkit Jadi Macan Ekonomi Baru Asia? Pembenahan Transportasi

Vietnam saat ini sedang membangun jalur kereta bawah tanah pertama di Hanoi dan Ho Chi Minh untuk mengatasi kemacetan. Fasilitas baru di Hanoi itu misalnya sudah akan bisa digunakan mulai akhir tahun depan. Serupa di Indonesia, untuk proyek raksasa ini Vietnam menjalin kerjasama dengan Jepang dalam menyediakan tenaga dan peralatan teknis.

Bagaimana Vietnam Bangkit Jadi Macan Ekonomi Baru Asia? Mendunia Berkat Biji Kopi

Bukan kebetulan Vietnam terkenal lewat komoditas kopi. Pasalnya negeri kecil ini merupakan produsen biji kopi terbesar kedua di dunia, setelah Brazil. Kiprah industri kopi Vietnam mencerminkan pertumbuhan ekonomi negeri itu, dari pangsa pasar sebesar 0,1% pada dekade 1980-an, kini Vietnam menyumbang 20% pada produksi kopi dunia.

Bagaimana Vietnam Bangkit Jadi Macan Ekonomi Baru Asia? Musim Semi Abadi di Da Lat

Da Lạt yang terletak di selatan adalah salah satu pusat agrikultur Vietnam. Kota yang dikelilingi hutan, danau dan pegunungan ini memiliki nama lain, yakni "kota musim semi abadi" lantaran iklimnya yang sempurna untuk produksi kopi, sayur-sayuran dan budidaya bunga.

Bagaimana Vietnam Bangkit Jadi Macan Ekonomi Baru Asia? Gairah Ekonomi Bayangan

Pemandu wisata, pedagang kaki lima, petani atau pemilik kedai kopi di pinggir jalan - mereka adalah bagian dari sektor informal Vietnam yang tumbuh pesat. Diperkirakan tiga dari empat penduduk Vietnam bekerja di sektor informal. (rzn/ap)

Penulis: Benjamin Bathke

Langkah lockdown yang diterapkan di berbagai negara telah mengganggu rantai pasokan global serta memperlambat proyek investasi yang ada. Kebijakan restriktif yang diadopsi oleh berbagai negara juga mengguncang sektor perdagangan, yang sudah terhambat oleh meningkatnya tren proteksionisme selama beberapa tahun terakhir.

UNCTAD memperkirakan, aliran FDI global baru akan mulai pulih secara perlahan tahun 2022, ketika perekonomian lambat laun bangkit kembali. Tetapi James Zhan memperingatkan, prospek ekonomi masih "sangat tidak pasti" dan banyak hal akan bergantung pada berapa lama wabah berlangsung di satu kawasan, dan apakah langkah-langkah fiskal dan moneter yang diluncurkan cukup efektif.

Investasi ke Asia anjlok sampai 45 persen

Laporan  WIR 2020 memperkirakan, aliran FDI ke Asia, tujuan terbesar untuk investasi asing saat ini, akan turun 30-45% pada tahun 2020. Perekonomian Asia, terutana Vietnam, Indonesia dan Thailand, yang selama beberapa tahun terakhir menjadi magnit bagi FDI global dan terus mencatat rekor investasi, akan mengalami pukulan terbesar, apalagi rantai pasokan global mengalami gangguan besar.

FDI di Amerika Latin dan Karibia diperkirakan akan berkurang banyak pada tahun 2020, ketika turbulensi politik diperparah oleh wabah corona dan kelemahan struktural di beberapa negara.Afrika diperkirakan akan mengalami penurunan investasi asing antara 25 persen sampai 40 persen. Tetapi Afrika juga bisa menjadi benua yang tercepat untuk bangkit kembali, karena ikatan kuat ke benua itu yang dimiliki beberapa negara ekonomi utama, dan integrasi regional yang tumbuh setelah dimulainya Kawasan Perdagangan Bebas Afrika, kata James Zhan.

"Meskipun semua industri diperkirakan akan terpengaruh, beberapa industri jasa termasuk penerbangan, perhotelan, pariwisata, dan rekreasi akan mengalami kesulitan lebih besar, tren yang enderung bertahan untuk beberapa waktu di masa mendatang," tambahnyakata James Zhan. (hp/yf)

BERITA LAINNYA

TERKINI