Trump Tuding Jerman 'Nakal' Terhadap NATO dan Umumkan Tarik Pasukan AS

Trump sudah lama mengeluh bahwa negara-negara tuan rumah belum membayar porsi mereka secara adil untuk pasukan AS dan telah berulang kali menuding Jerman sebagai pelaku utama.

dw
Selasa, 16 Juni 2020 | 17:05 WIB
Trump Tuding Jerman 'Nakal' Terhadap NATO dan Umumkan Tarik Pasukan AS
Sumber: dw

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (15/06), mengumumkan akan mengurangi jumlah pasukan AS yang ada di Jerman menjadi 25.000 tentara. Trump menuduh pemerintah Jerman bertindak “nakal” dalam kontribusinya kepada NATO.

“Kami melindungi Jerman, dan mereka 'nakal'. Itu tidak masuk akal,” kata Trump di Gedung Putih. “Kami akan menarik pasukan menjadi 25.000 orang,” ujarnya ambil menambahkan bahwa pengerahan pasukan tersebut “menelan biaya yang sangat besar bagi Amerika Serikat.”

Trump mengatakan bahwa Jerman tidak memenuhi komitmennya untuk membelanjakan dua persen dari pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk sektor pertahanan seperti yang disyaratkan negara-negara aliansi NATO. Negara-negara angota sepakat dapat mencapai angka tersebut pada tahun 2024. Namun, Jerman berharap itu dapat tercapai di tahun 2031.

Trump sudah lama mengeluh bahwa negara-negara tuan rumah belum membayar porsi mereka secara adil untuk pasukan AS dan telah berulang kali menuding Jerman sebagai pelaku utama.

Keraguan akan komitmen

Langkah Trump memunculkan pertanyaan baru akan komitmennya terhadap kerja sama yang telah berlangsung antara Eropa dan AS.

Awal bulan ini, media AS ramai memberitakan rencana Trump untuk menarik pasukan AS yang ada di Jerman. Rencana ini pun menimbulkan kekhawatiran di kalangan politisi Jerman. Kepada harian Bild am Sonntag,Menteri Luar Negeri Heiko Maas sempat mengatakan bahwa hubungan AS-Jerman memang menjadi "makin rumit" sejak Trump menjadi presiden.

Rencana penarikan pasukan ini disambut baik oleh partai kiri Jerman yang telah lama menuntut penarikan total pasukan AS yang ada di Jerman.

Duta Besar Jerman untuk AS, Emily Harber, merespon rencana Trump dengan mengatakan bahwa pengerahan pasukan AS di Eropa untuk mempertahankan keamanan trans-Atlantik dan membantu AS menunjukkan kekuatan globalnya.

“Pasukan AS…bukan untuk melindungi Jerman. Mereka ada untuk memastikan keamanan trans-Atlantik. Mereka ada untuk menunjukkan kekuatan Amerika di Afrika, di Asia,” jelas Harber dalam rapat virtual yang diselenggarakan Dewan Hubungan Luar Negeri.

Jumlah pasukan AS yang ada di Jerman

“Konsekuensi serius”

Pengumuman tersebut juga menuai kritk dari anggota parlemen AS, bahkan dari kubu Trump di Partai Republik sendiri.

“Ancaman yang datang dari Rusia tidak berkurang, dan kami percaya tanda-tanda melemahnya komitmen AS kepada NATO akan akan mendorong agresi dan oportunisme Rusia lebih lanjut,” tulis Mac Thornberry, angota parlemen AS dari Texas, dalam suratnya kepada Trump.

Senator Demokrat, Jack Reed, yang bertugas di Komite Angkatan Bersenjata Senat mengecam rencana Trump sebagai “bantuan” untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pekan lalu, perwakilan Partai Republik Liz Cheney mengingatkan Trump atas konsekuensi buruk dari langkah tersebut. “Kehadiran Amerika ke depan tidak pernah lebih penting daripada hari ini, karena negara kita menghadapi ancaman kebebasan dan keamanan yang ditimbulkan Rusia dan Partai Komunis Cina,” kata Cheney.

“Kehadiran kami sangat penting untuk menghalangi musuh-musuh ini, memperkuat aliansi, menjaga perdamaian melalui kekuatan, dan mempertahankan kepemimpinan Amerika. Menarik pasukan dan mengabaikan aliansi kita akan menimbulkan konsekuensi berat, meningkatkan keberanian musuh-musuh kita dan tidak mengurangi kemungkinan terjadinya perang.”

rap/pkp (AP, dpa, Reuters)

Presiden AS Donald Trump di Mata Karikaturis Afrika Selamat datang di klub...

Beginilah karikaturis Gado menggambarkan penerimaan Donald Trump di klub eksklusif - tanpa menyebutkan apa nama klub itu. Presiden AS mendapat mahkota dari dua koleganya yang memerintah dengan otoriter: pimpinan Uganda Yoweri Museveni dan mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe yang baru saja dipaksa mengundurkan diri.

Presiden AS Donald Trump di Mata Karikaturis Afrika Penemuan negara Nambia

September lalu dalam pertemuan dengan para pimpinan neara-negara Afrika, Donald Trump memuji kemajuan sistem kesehatan di Nambia. Yang membuat orang bingung: tidak ada negara Afrika yang bernama Nambia. Karikatur ini dibuat oleh Zapiro.

Presiden AS Donald Trump di Mata Karikaturis Afrika Donald Trump versus Kim Jong Un

Sejak berbulan-bulan, Presiden AS terlibat saling caci dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un soal sengketa program nuklir. Bagi karikaturis Abdulkareem Baba Aminu, kedua pemimpin itu tidak jauh berbeda.

Presiden AS Donald Trump di Mata Karikaturis Afrika "Shitholes" countries

Bulan Januari baru-baru ini, Donald Trump menyebut beberapa negara sebagai "shitholes" dalam sebuah pertemuan dengan anggota parlemen AS. Yang dimaksud Trump antara lain Haiti dan negara-negara Afrika. Satu tema lagi yang segera jadi inspirasi bagi karikaturis Zapiro.

Presiden AS Donald Trump di Mata Karikaturis Afrika Cara Trump mencaci maki

Said Michael menggambarkan cara Trump menghina beberapa negara Afrika, dengan menyemburkan barang-barang sampah. "Apa dia punya masalah dengan wanrna kulit kita? Begitu pertanyaan Sang Karikaturis.

Presiden AS Donald Trump di Mata Karikaturis Afrika Mengungsi dari Amerika

Abdulkareem Baba Aminu menggambarkan arus pengungsian baru. "Sehubungan dengan besarnya kebencian yang ditunjukkan oleh Donald Trump terhadap warga kulit hitam, maka kami meninggalkan negaranya. Biar saja dia berulah!" Begitu kalimat yang diucapkan seorang warga kulit hitam pada gambar di atas.

Presiden AS Donald Trump di Mata Karikaturis Afrika Donald Trump versus Oprah Winfrey

Bintang TV kulit hitam yang sangat populer Oprah Winfrey saat acara penghargaan bergengsi Golden Globes menyampaikan pidato berapi-api. Para pengamat melihatnya sebagai salah satu kandidat kuat setelah Trump. Karikaturis Gado menggambarkan Trump sedang aktif di akun Twitter-nya dan bertanya nama apa yang bagus buat Oprah: Si Penipu, Si Oprah gemuk atau Si Mulut besar? (Teks: Aarni Kuoppamäk/hp/ts)

BERITA LAINNYA

TERKINI