Meski Dilarang, Aktivis Hong Kong Gelar Peringatan Pembantaian Tiananmen

Agar tetap bisa mengenang tragedi Tiananmen, aktivis pro-demokrasi Hong Kong mengimbau warga “menyalakan lilin di manapun“ pada jam delapan malam waktu setempat.

dw
Jumat, 5 Juni 2020 | 09:14 WIB
Meski Dilarang, Aktivis Hong Kong Gelar Peringatan Pembantaian Tiananmen
Sumber: dw

Hari-hari ini otoritas keamanan Cina terkesan menggandakan jumlah aparat yang berjaga di Lapangan Tiananmen di Beijing, lapor Reuters. Lapangan yang menjadi saksi pembantaian terhadap demonstran pro-demokrasi di Beijing, Cina, pada 1989 itu kini menjadi salah satu obyek wisata paling populer di ibu kota Cina. 

Di Hong Kong, peringatan pembantaian Tiananmen 1989 selalu berlangsung pada 4 Juni di Lapangan Viktoria, sejak tiga dekade lalu. Namun kali ini Kepolisian Hong Kong melarang peringatan pembantaian Tiananmen dengan dalih pengendalian wabah.  

Kali ini peringatan jatuh di masa-masa pelik, ketika Beijing sedang memperketat kontrolnya atas wilayah bekas jajahan Inggris tersebut.  

Agar tetap bisa mengenang tragedi Tiananmen, aktivis pro-demokrasi Hong Kong mengimbau warga “menyalakan lilin di manapun“ pada jam delapan malam waktu setempat. Mereka yang takut keluar diminta ikut meramaikan tagar #6431truth yang merujuk pada tanggal peringatan Tiananmen. 

Tidak heran, dalam wawancara dengan reporter DW William Yang, aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Lee Cheuk-Yan, mengatakan larangan yang dikeluarkan otoritas Hong Kong dibuat untuk memuaskan sikap otoriter pemerintah di Beijing. 

Menurutnya alasan yang dikeluarkan kepolisian Hong Kong buat melarang peringatan Tiananmen adalah “absurd.” 

Inilah kutipan wawancaranya: 

DW: Apakah Anda mempercayai dalih pengendalian wabah yang digunakan otoritas Hong Kong buat melarang peringatan Tiananmen? 

Lee Cheuk-Yan: Peringatan ini melambangkan “satu negara, dua sistem” dan mewakili hak warga Hong Kong mengecam tindak brutal Partai Komunis Cina pada pembantaian Tiananmen 1989.  

Pemerintah Cina baru-baru ini meloloskan Undang-undang Keamanan Nasional untuk Hong Kong. Saya kira larangan terhadap peringatan Tiananmen adalah sebuah manuver politik dari Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam yang ingin menunjukkan kesetiaannya kepada Beijing. 

Pada saat yang sama, larangan keluar rumah sebagai bagian dari protokol wabah juga memudahkan otoritas Hong Kong melarang peringatan. Ini adalah alasan yang sempurna buat mereka.  

Tapi dalihnya tetap saja absurd. Sekolah sudah dibuka dan bisnis kembali beroperasi. Tapi pemerintah bersikeras melarang semua bentuk perkumpulan di ruang publik, termasuk demonstrasi menentang UU Keamanan Nasional. 

Peringatan Pembantaian Tiananmen 1989 menjadi bagian integral kesadaran demokrasi warga Hong Kong. Usai tragedi 31 tahun lalu, warga Hong Kong ikut membantu menyelamatkan aktivis Cina yang diburu pemerintah dengan menawarkan suaka dalam Operasi Burung Kuning.

Dengan melarang peringatan, otoritas ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Hong Kong sekarang memiliki “satu negara, satu sistem.” Warga kehilangan kebebasan yang mereka nikmati selama tiga dekade terakhir. 

Apakah peringatannya akan kembali diizinkan tahun depan? 

Setelah UU Keamanan Nasional berlaku, semua kebebasan di Hong Kong akan menghilang. 

Siapa yang punya wewenang menafsirkan apa yang digolongkan sebagai hasutan, subversi, intervensi asing atau terorisme? Siapa lagi kalau bukan Partai Komunis Cina. Jika pengadilan di Hong Kong membuat putusan yang berlawanan dengan kebijakan PKC, Beijing akan selalu bisa menginterpretasikan UU Dasar. Bergantung pada tafsir kata “subversi,“ mereka bisa memenjarakan advokat HAM, akademisi atau bahkan warga biasa yang menjual minuman anggur untuk peringatan pembantaian Tiananmen. 

Anda ikut berperan dalam Gerakan 4 Juni 1989 di Beijing. Waktu itu, Hong Kong merupakan surga bagi aktivis mahasiswa dari Cina. Apa yang kini tersisa dari gerakan itu? 

Gerakan 4 Juni pada tahun 1989 adalah peristiwa yang menyentuh bagi semua warga Hong Kong. Peristiwa itu membangun kesadaran politik bagi banyak penduduk. 

Momen bersejarah lain bagi Hong Kong adalah “Operasi Burung Kuning“ yang digalang warga Hong Kong untuk mengevakuasi aktivis pro-demokrasi dari Cina. Operasi itu menciptakan citra yang unik bagi Hong Kong. 

Kami selalu berusaha mendorong demokratisasi, bahkan di masa penjajahan Inggris. Tapi, Inggris menyerahkan kita ke Partai Komunis Cina tanpa jaminan demokrasi. Apa yang kita hadapi sekarang adalah hasil karya Beijing, tapi pemerintah Inggris tidak melakukan apapun. 

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Dewi Demokrasi

Rona langit memerah pada tugu demokrasi setinggi sepuluh meter yang dibangun oleh demonstran di lapangan Tiananmen. Patung ini terbuat dari busa konstruksi, bubur kertas dan besi. Tanggal 4 Juni serdadu Cina merobohkan patung yang dibuat untuk menyaingi patung Mao Zedong di kota terlarang itu.

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Polisi Bernyanyi

Saat situasi mulai memanas jelang pembantaian gerakan demokrasi di Tiananmen, penduduk sering memberikan hadiah kecil kepada serdadu dan polisi yang bertugas. Bersama-sama mereka menyanyikan lagu-lagi patriotik.

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Terjebak di Tengah Kerumunan

Pada 3 Juni 1989 ini seorang perempuan terjebak di kerumunan antara kelompok pro demokrasi dan Pasukan Pembebasan Rakyat Cina. Ketika malam meninggi, serdadu dari divisi ke-38 inilah yang melepaskan tembakan pertama ke arah warga sipil tak bersenjata.

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Senjata yang Disita

Ribuan demonstran mengepung sebuah bus yang mengangkut senjata. Selama darurat militer diberlakukan, mereka bermain kucing-kucingan dengan polisi. Termasuk menggagalkan pasokan logistik untuk serdadu yang bertugas.

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Perlawanan Demi Demokrasi

Menjelang tengah malam, 3 Juni, demonstran menduduki kendaraan lapis baja milik militer. Kendaraan ini sebelumnya lolos dari blokade yang dibangun oleh para demonstran. Tidak jauh dari sana serdadu mulai bersiap melepaskan tembakan.

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Tank yang Terbakar

Jalan Chang'an di dekat lapangan Tiananmen menjadi saksi bisu ketika demonstran membakar tank pengangkut pasukan milik militer Cina. Tidak lama kemudian, sebuah batu bata menghantam fotografer kantor berita Asociated Press, Jeff Widener. Kendati sempat pingsan, Widener terselamatkan oleh kamera yang bertengger di depan wajahnya.

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Pembantaian

Pada 4 Juli sebuah truk yang mengangkut Pasukan Pembebasan Rakyat Cina, berpatroli di jalan Chang'an, di depan Hotel Beijing. Pada hari itu juga turis yang berkumpul di lobi hotel ditembaki oleh orang tak dikenal yang menumpang truk yang sama.

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 'Tank Man'

Seorang pemuda kurus yang menenteng plastik belanja melangkah ke tengah jalan Chang'an dan menghadang pergerakan tank militer. Untuk sesaat, ia menghambat pembantaian yang akan segera terjadi. Lebih dari dua dekade berselang, nasib pemuda ini masih belum jelas.

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Pahlawan yang Tumbang

Tanggal 5 Juni penduduk berkumpul di jalan Chang'an sembari menunjukkan gambar demonstran yang ditembak mati. Serdadu divisi ke 38 menggunakan peluru spesial yang menyisakan lobang besar di tubuh korban. Menurut Amnesty International, sedikitnya 300 orang tewas ditembak di lapangan Tiananmen

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Pembersihan

Sisa-sisa rongsokan bus yang terbakar di jalan Chang'an, disapu bersih oleh dua petugas. Selama aksi protes, belasan bus dan kendaraan militer dibakar oleh massa. Beberapa serdadu dinyatakan tewas atau mengalami luka parah.

Mengenang Pembantaian Tiananmen 1989 Penjagaan Ketat

Serdadu dan kendaraan lapis baja mengawasi lapangan Tiananmen beberapa hari setelah kerusuhan. Hingga kini tidak satupun anggota keluarga korban yang bisa memperingati tragedi tersebut di lapangan Tiananmen, tanpa ditangkap atau diintrogasi oleh kepolisian.

Penulis: Jeff Widener

Kami ingin agar orang mengingat tradisi peringatan Tiananmen yang sudah berusia 30 tahun. Momentum gerakan ini menguat setiap tahunnya. Peringatan itu juga mewakili perjuangan tanpa letih warga Hong Kong untuk demokrasi di Cina. 

Organisasi Anda mengimbau warga Hong Kong tetap merawat tradisi peringatan Tiananmen dengan menyalakan lilin di berbagai sudut kota. Bagaimana hal ini dimungkinkan di tengah larangan berkumpul? 

Karena kita tidak bisa menggelar acaranya di lapangan Viktoria, kami meminta warga memutuskan sendiri bagaimana ingin memperingati tanggal 4 Juni. Salah satu opsi adalah mereka bisa pergi ke setiap sudut kota dan menyalakan lilin. Kami harap warga menyalakan lilinnya. 

Organisasi kami berusaha meminimalisir risiko melanggar larangan berkumpul karena wabah, dan kami meminta warga agar tidak berkumpul di satu tempat. Lilin merepresentasikan kenangan dan kecaman terhadap pembantaian itu, dan juga melambangkan situasi aktual di Hong Kong dan sikap keras PKC. Pembakaran lilin akan mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia bahwa warga Hong Kong akan tetap merawat tradisi ini. 

Lee Cheuk-Yan adalah bekas anggota legislatif dan aktivis pro-demokrasi di Hong Kong. Dia ikut mengorganisir peringatan Pembantaian Tiananmen selama 30 tahun terakhir. 

Wawancara oleh William Yang 

rzn/vlz (rtr/ap) 

BERITA LAINNYA

TERKINI