India Usir Diplomat Pakistan Atas Tuduhan Spionase

Aksi pengusiran terhadap kedua diplomat diyakini bakal semakin membebani hubungan antara dua kekuatan nuklir di Asia Tengah.

dw
Selasa, 2 Juni 2020 | 09:01 WIB
India Usir Diplomat Pakistan Atas Tuduhan Spionase
Sumber: dw

Pemerintah India mengusir dua pejabat kedutaan besar Pakistan di New Delhi. Keduanya dituduh terlibat di dalam aktivitas spionase, tulis Kementerian Luar Negeri, Minggu (31/5).

“Pemerintah telah mengumumkan kedua pejabat sebagai persona non grata (tidak diinginkan), karena ikut terlibat dalam aktivitas yang tidak sesuai dengan status mereka sebagai bagian dari misi diplomatik.”

Keduanya diminta meninggalkan India “dalam waktu 24 jam.” Sebagai tambahan India juga menerbitkan “nota protes” terhadap Duta Besar Moin-ul-Haq atas tuduhan spionase yang melibatkan anggota kedutaan.

Sontak pengusiran tersebut dikecam Kementerian Luar Negeri Pakistan yang mengklaim kedua pejabat tidak hanya ditangkap, tetapi juga disiksa oleh otoritas India. “Langkah India dibarengi kampanye media negatif yang sudah direncanakan dan terorganisir,“ tulis Kemenlu di Islamabad.

Ketegangan di Kashmir

Aksi pengusiran terhadap kedua diplomat diyakini bakal semakin membebani hubungan antara dua kekuatan nuklir di Asia Tengah. Kedua negara sejak lama bersitegang seputar wilayah Kashmir.

Namun situasi memanas saat Perdana Menteri Narendra Modi mencabut status semi-autonomi di Kashmir dan mengirimkan tentara pada Agustus tahun lalu. Modi mengatakan operasi militer di Kashmir diperlukan untuk menghalau pemberontakan Islamis yang didukung pemerintah Pakistan.

Awal Mei silam militer India membunuh Junaid Ashraf Sahraj, seorang komandan milisi pemberontak di Kashmir. Polisi mengatakan dia adalah petinggi Hizbul Mujahideen, kelompok separatis terbesar di kawasan pegunungan tersebut.

Rabu (26/5) Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi mengancam bakal memberikan “reaksi yang pantas“ terhadap setiap langkah agresi oleh India.

“Sikap haus konflik India diarahkan untuk memprovokasi Pakistan. Tapi kami selalu sabar dan akan tetap menahan diri di masa depan,“ kata dia seperti dikutip Radio Pakistan.

Qureshi juga mengklaim militer Pakistan sudah menembak jatuh sebuah pesawat nirawak milik India pada Rabu (26/5), yang juga menjadi “contoh tindak agresif oleh India.“

India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru Kelahiran dua bangsa

1947, Kemaharajaan Britania India terbagi dua - India dan Pakistan. Pendiri Pakistan Mohammad Ali Jinnah dan partainya All-India Muslim League pada awalnya menuntut otonomi untuk wilayah mayoritas Muslim di India dan kemudian negara terpisah untuk Muslim. Jinnah percaya bahwa umat Hindu dan Muslim tidak dapat terus hidup bersama, karena mereka "bangsa-bangsa" yang berbeda.

India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru Garis darah

Setelah kelahiran India dan Pakistan, kerusuhan komunal dimulai di banyak daerah barat, kebanyakan di Punjab. Sejarawan mengatakan bahwa lebih dari satu juta orang tewas dalam bentrokan dan jutaan lainnya bermigrasi dari India ke Pakistan dan dari Pakistan ke India.

India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru Perang tahun 1948

Segera setelah kemerdekaan, India dan Pakistan bentrok di Kashmir. Wilayah Kashmir yang mayoritas Muslim diperintah pemimpin Hindu, namun Jinnah menginginkannya menjadi wilayah Pakistan. Pasukan India dan Pakistan bertempur di Kashmir tahun 1948, dengan India menguasai sebagian besar lembah, sementara Pakistan menduduki wilayah yang lebih kecil.

India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru Seperti AS dan Kanada?

Sejarawan liberal mengatakan bahwa Jinnah dan Mahatma Gandhi menginginkan hubungan baik antara negara-negara baru merdeka. Jinnah, misalnya, percaya bahwa hubungan antara India dan Pakistan harus serupa dengan yang terjadi antara AS dan Kanada. Tapi setelah kematiannya pada tahun 1948, penerusnya mengikuti jalur yang bersebrangan dengan New Delhi.

India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru Menggambarkan satu sama lain sebagai 'musuh'

Sementara India menekankan gerakan kebebasan Kongres Nasional India melawan penguasa Inggris - dengan Gandhi sebagai arsitek utamanya - buku teks Pakistan berfokus pada "perjuangan" melawan penindasan Inggris dan Hindu." Propaganda negara di kedua negara saling melukiskan pihak satu sama lain sebagai "musuh" yang tidak bisa dipercaya.

India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru Memburuknya ikatan

Hubungan diplomatik antara India dan Pakistan tetap sengit selama tujuh dekade terakhir. Isu terorisme Islam merusak hubungan dalam beberapa tahun terakhir, dengan New Delhi menuduh Islamabad mendukung jihadis berperang di Kashmir yang dikendalikan India. India juga menyalahkan kelompok-kelompok di Pakistan karena telah meluncurkan serangan teror ke India. Islamabad membantah klaim tersebut.

India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru Harapan terciptanya perdamaian

Banyak pemuda di India dan Pakistan mendesak pemerintah untuk memperbaiki hubungan bilateral. Pembuat film dokumenter Islamabad Wajahat Malik berpendapat bahwa cara terbaik bagi India dan Pakistan untuk mengembangkan hubungan yang lebih dekat adalah melalui interaksi yang lebih banyak antara masyarakat mereka. (Ed: Shamil Shams/ap/hp)

Perang Spionase

Sejak lama kedua negara saling tuding melancarkan operasi spionase terhadap satu sama lain. Juli 2019 silam Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Pakistan mengkaji ulang hukuman mati terhadap Kulbushan Sudhir Jadhav, bekas komandan Angkatan Laut India yang menurut klaim Islamabad ditangkap 2016 di provinsi Baloochistan, namun oleh India dilaporkan diculik dari Iran. 

Pakistan mengklaim Jadhav sudah memberikan pengakuan terkait kegiatan Lembaga intelijen India, Research and Analysis Wing (RAW), untuk “merencanakan, mengkoordinasikan dan mengorganisir aktivitas spionase dan sabotase untuk memicu perang melawan Pakistan di selatan Pakistan.

Pada April 2017 Jadhav akirnya divonis mati oleh Mahkamah Militer Pakistan yang sontak memicu kecaman dari New Delhi. (rzn/vlz)


 

BERITA LAINNYA

TERKINI