Kerumunan massa yang marah mendesak masuk ke markas polisi di Minneapolis dan membuat kantor polisi yang sebelumnya dievakuasi terbakar hebat. Gubernur negara bagian Minnesota memanggil Garda Nasional dan mengumumkan keadaan darurat.
Apa yang dimulai sebagaiaksi damai memuncak jadi aksi kerusuhan pada Kamis malam (28/5) ketika pemrotes melampiaskan kemarahan mereka atas kematian pria kulit hitam George Floyd. Rekaman video yang tersebar di media sosial menunjukkan dia sedang terengah-engah kehabisan nafas, sementara seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya.
Gubernur Negara Bagian Minnesota, Tim Walz, mengumumkan keadaan situasi darurat di kota Minneapolis setelah saluran gas terputus. Dia kemudian meminta bantuan Garda Nasional untuk menertibkan situasi. Garda Nasional di Minnesota mengatakan telah mengirim 500 pasukan untuk memulihkan keamanan.
Kantor polisi yang sempat dievakuasi terbakar dengan api yang membubung setelah beberapa demonstran menerobos hambatan di sekitar gedung, menghancurkan jendela dan meneriakkan slogan-slogan kemarahan. Ketika gedung itu terbakar, ribuan massa berkumpul dan terus melanjutkan aksi protes.
Para pengunjuk rasa bereaksi atas kematian pekerja restoran George Floyd, 49 tahun, yang diperiksa polisi dengan tangan diborgol lalu „dikunci“ di tanah dengan tekanan lutut di leher oleh seorang polisi selama beberapa menit, hari Senin (25/5). George Floyd kemudian kehilangan kesadaran dan meninggal dunia ketika dibawa ke rumah sakit.
Media lokal melaporkan, empat petugas kepolisian yang terlibat dalam insiden tersebut telah dipecat, dan pengusutan sedang dilakukan polisi federal FBI.
Insiden itu mengundang kecaman luas, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang meminta Amerika Serikat untuk mengambil "tindakan serius" menghentikan pembunuhan warga Afrika-Amerika yang tidak bersenjata. hp/as (rtr, ap)
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Sebuah Ilusi tentang Persamaan
Ketika Barack Obama dikukuhkan sebagai presiden kulit hitam pertama AS, banyak yang menilai Amerika Serikat telah memasuki era "Post Racial", sebuah negara tanpa perbedaan ras dan diskriminasi. Tidak cuma kasus di Ferguson, data-data statistik lainnya mengubur imipian tersebut.
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Kemiskinan
Penduduk kulit hitam mendominasi statistik kemiskinan Amerika Serikat. Situasi tersebut tidak berubah banyak sejak 30 Tahun lalu. Tahun 1974 cuma 8 persen warga kulit putih dililit kemiskinan (kini 10%), sementara pada warga kulit hitam jumlahnya sebesar 30 persen (kini 28%).
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Separuh Prespektif
Diskriminasi di pasar tenaga kerja AS berlangsung hampir secara sistematis. Tingkat pengangguran masyarakat kulit hitam sejak 50 tahun adalah dua kali lipat lebih tinggi ketimbang warga kulit putih. Mirisnya jumlah tersebut tidak berubah terlepas dari pertumbuhan ekonomi atau perubahan pada tingkat pengagguran secara umum.
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Perbedaan Pendapatan
Sejak 1950 pendapatan rata-rata warga kulit hitam selalu berada di bawah 60% dari upah yang diterima oleh warga kulit putih. Cuma pada tahun 1969/1970 jumlahnya meningkat menjadi sekitar 63 persen.
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Jurang Kemakmuran
Saat ini rata-rata kekayaan warga kulit putih berkisar 97.000 US Dollar. Sementara warga hitam cuma berkisar 4.900 USD, atau 1500 USD lebih sedikit ketimbang tahun 1980. Melihat perbedaan pendapatan antara dua kelompok yang signifikan, tidak heran jika kemampuan warga Afro-Amerika buat menabung atau menyimpan harta lebih sedikit ketimbang warga kulit putih.
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Risiko Dibui
Peluang buat seorang warga kulit hitam mendekam di balik terali bui enam kali lipat lebih besar ketimbang seorang kulit putih. Menurut data NAACP, organisasi lobi kulit hitam AS, jumlah warga kulit putih yang menggunakan narkoba lima kali lipat lebih banyak ketimbang warga hitam. Namun warga Afro-Amerika yang didakwa terkait narkoba berjumlah 10 kali lipat lebih banyak ketimbang kulit putih
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Cuma Pendidikan Dasar
Menurut catatan tahun 2012, cuma 21 persen warga Afro-Amerika yang memiliki ijazah universitas. Sementara warga kulit putih mencatat angka 34 persen. Secara ironis Departemen Pendidikan AS mengeluarkan statistik 2009 lalu, bahwa untuk pertamakalinya terdapat lebih banyak pemuda kulit hitam yang sedang berkuliah ketimbang mendekam di penjara.
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Pendidikan Terpisah
Pengucilan adalah keseharian pada sistem pendidikan AS. Hampir 40 persen bocah kulit hitam menempuh pendidikan di sekolah-sekolah yang juga didominasi oleh murid Afro-Amerika. Jumlah ini banyak berkurang ketimbang tahun 1968 yang mencatat angka 68%. Tidak berubah adalah fakta bahwa tigaperempat bocah kulit hitam belajar di sekolah yang lebih dari 50% muridnya non kulit putih.
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Besar di Ghetto
Segregasi di tengah masyarakat AS juga terlihat pada tempat tinggal. 45 persen bocah kulit hitam yang berasal dari keluarga miskin, hidup di wilayah-wilayah kumuh atau Ghetto. Sebaliknya cuma 12 persen bocah kulit putih yang hidup dalam situasi serupa.
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Dua Realita yang Berjauhan
Lebih dari 50% warga kulit hitam Amerika Serikat menyebut empat hal sebagai ladang diskriminasi, yakni perlakuan aparat kepolisian, pekerjaan, pengadilan dan sekolah. Sementara pada warga kulit putih jumlahnya kurang dari 30 persen. Secara keseluruhan penduduk Afro-Amerika meyakini adanya praktik diskriminasi berbau rasisme terhadap mereka, entah itu di restoran atau rumah sakit.
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat Euforia Berakhir
Sebanyak 35% Warga kulit putih menilai kondisi hidup mereka lebih baik ketimbang lima tahun lalu. Sementara pada warga Afro-Amerika, jumlahnya cuma berkisar 26 persen. Euforia sempat memuncak ketika Barack Obama terpilih sebagai presiden Amerika 2009 silam. Namun kini harapan akan perbaikan situasi warga kulit hitam tergerus oleh realita.