Kasus Kematian COVID-19 Brasil Tembus 20 Ribu, Cenderung Kaum Muda

Hingga berita ini diturunkan sedikitnya 20.000 kasus kematian dilaporkan di sana.

dw
Jumat, 22 Mei 2020 | 18:51 WIB
Kasus Kematian COVID-19 Brasil Tembus 20 Ribu, Cenderung Kaum Muda
Sumber: dw

Lebih banyak kaum muda yang dilaporkan meninggal karena COVID-19 di Brasil dibandingkan dengan negara lain. Kecenderungan ini tak hanya didorong karena demografi Brasil – populasi yang lebih muda – tetapi juga kemiskinan dan kebutuhan akan pekerjaan.

Brasil yang memiliki polulasi 210 juta jiwa ini mengalami lonjakan kasus COVID-19 dalam beberapa hari terakhir, melesat ke peringkat ketiga negara dengan kasus positif COVID-19 terbanyak di dunia di bawah Amerika Serikat dan Rusia.

Hingga berita ini diturunkan sedikitnya 20.000 kasus kematian dilaporkan di sana.

Data COVID-19 yang ada Brasil memunculkan pertanyaan bahwa apakah benar selama ini COVID-19 lebih bebahaya bagi orang tua. Di Brasil, 69 persen kasus kematian berasal dari pasien berusia 60 tahun atau lebih, jauh lebih rendah dibandingkan dengan Spanyol dan Italia yang mencatat statistik 95 persen.

Perbedaan ini sebagian didorong oleh usia populasi secara keseluruhan: Hanya 13,6 persen populasi Brasil berusia 60 tahun atau lebih, dibandingkan dengan 25 persen di Spanyol dan 28 persen di Italia.

Tetapi data demografi saja tidak bisa dijadikan kesimpulan akhir.

"Karena Brasil memiliki populasi yang lebih muda, itu normal untuk jumlah kasus menjadi lebih tinggi di bawah 60-an. Tapi itu juga karena kaum muda mengabaikan anjuran tetap di rumah," ujar Mauro Sanchez, seorang pakar epidemiologi dari Universitas Brasilia.

"Kaum muda tidak merespons virus secara berbeda. Itu karena mereka lebih terekspos," papar Sanchez kepada kantor berita AFP.

"Apa yang salah adalah bahwa banyak orang yang mengekspos diri mereka terhadap virus karena mereka tidak punya pilihan."

Memilih tetap bekerja

Pada awal April, statistik menyebutkan kasus kematian COVID-19 dengan usia di bawah 60 tahun hanya 19 persen, namun pada pekan ini angka tersebut melonjak menjadi 31 persen.

Penelitian yang didasarkan pada pelacakan lokasi ponsel menunjukkan bahwa hanya sedikit orang Brasil yang tetap berada di dalam rumah.

Ancaman reseki ekonomi yang menghantui Brasil dinilai menjadi penyebab mengapa para kelompok pekerja tetap beraktivitas. Padahal, populasi usia kerja tidak kebal terhadap virus corona.

Sekelompok ilmuwan memperkirakan bahwa kasus positif COVID-19 di Brasil bisa mencapai lebih dari 3,6 juta orang, 10 kali lipat dari angka resmi yang dilaporkan saat ini.

Kasus infeksi terbanyak diperkirakan terjadi pada kelompok usia 20 hingga 29 tahun dan 30 hingga 39 tahun, dengan masing-masing lebih dari 580.000 infeksi, dua kali lipat dari mereka yang berusia 60 hingga 69 tahun.

"Statistiknya mengkhawatirkan, karena kita dapat melihat bahwa akhir-akhir ini kaum muda tidak mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan," kata Patricia Canto, seorang ahli paru di Sekolah Nasional Kesehatan Masyarakat.

Di Brasil, sebanyak 20 persen penduduknya hidup miskin dengan penghasilan kurang dari $ 5,50 sehari atau setara dengan Rp 80 ribu. Mereka pun terpaksa memilih untuk tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global Virus Corona Baru Diidentifikasi

Ilmuwan Cina pada 7 Januari mengumumkan, berhasil identifikasi virus corona jenis baru yang menyerang Wuhan dan memicu infeksi paru-paru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2. Berbeda virus corona pemicu SARS sebelumnya, virus baru menyerang saluran pernafasan bawah. Gejala penyakitnya: demam, batuk kering, kesulitan bernafas dan paru-paru berisi cairan.

Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global Jutaan Warga Dikarantina

Cina mengkarantina Wuhan pada 23 Januari dalam upaya membatasi penyebaran virus corona. Pekerja berupaya untuk segera membangun rumah sakit baru untuk merawat pasien terinfeksi, yang jumlahnya lebih dari 830 orang dan jumlah kematian yang meningkat menjadi 26 orang pada 24 Januari. Para pejabat akhirnya memperluas lockdown ke 13 kota lain, yang memengaruhi setidaknya 36 juta orang.

Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global Jerman Batasi Kontak Sosial

Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertama yang teridentifikasi. Pasiennya seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang kontak langsung dengan rekan kerja dari Cina selama pelatihan di tempat kerja. Tanggal 22 Maret Jerman umumkan lockdown parsial dan sosial distancing. Tanggal 6 April, John Hopkins konformasi lebih 100.000 kasus di Jerman dengan lebih 1.500 kematian.

Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global Italia Berlakukan Lockdown

Kasus infeksi Covid-19 di Italia meningkat secara dramatis. Pada 3 Maret dikonfirmasi 77 kematian dan ribuan kasus infeksi corona. Pada 8 Maret, pemerintah Italia memerintahkan “lockdown“ seluruh kawasan Lombardy yang berpenghuni 16 juta orang. Italia pada 5 April masih memegang rekor jumlah infeksi dan kematian terbanyak di Eropa, dengan lebih 128.000 kasus dan lebih 15.000 kematian.

Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global Ekonomi Terjun Bebas

Pasar saham Eropa dan AS anjlok pada 6 Maret, menjadi minggu terburuk sejak krisis keuangan 2008. Efek pandemi pada bisnis global sangat signifikan. Banyak perusahaan melaporkan kerugian. Sektor industri pariwisata dan maskapai penerbangan terpukul. 10 Maret, Uni Eropa menjanjikan dana investasi sebesar € 7,5 miliar ($ 8,4 miliar) untuk mencoba menghentikan zona euro merosot ke situasi resesi.

Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global WHO Deklarasikan Pandemi

Ketika kasus terinfeksi di seluruh dunia mencapai 127.000 orang dan 4.700 korban meninggal, Organisasi Kesehatan Dunia pada 11 Maret menyatakan wabah global ini sebagai "pandemi". Presiden AS Trump mengumumkan pembatasan perjalanan bagi wisatawan yang datang dari Zona Schengen di Eropa. Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengumumkan bahwa 70% populasi di Jerman dapat terinfeksi virus corona.

Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global Kehidupan Publik Berhenti di Eropa

Pada 14 Maret, Spanyol mengikuti langkah Italia melakukan lockdown secara nasional untuk 46 juta warganya, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran virus corona. Spanyol berada di peringkat kedua kasus di Eropa, dengan 131.000 terinfeksi dan lebih 12.000 meninggal. Di Prancis, kafe, restoran, dan toko-toko tutup pada 15 Maret.

Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global AS Terpukul Telak

Pada 27 Maret, Jumlah terinfeksi di AS melampaui Cina. Ini terjadi ketika Presiden Donald Trump mengklaim bahwa negara akan kembali pulih "dengan cukup cepat." AS mencatat lebih 337.000 kasus infeksi dan hampir 10.000 meninggal (6/4). New York terdampak yang paling parah, dengan 63.000 kasus Covid-19 dan lebih 3000 meninggal. Kapal rumah sakit dikerahkan untuk membantu tenaga medis.

Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global Lebih 1 Juta Orang Terinfeksi Covid-19

Universitas Johns Hopkins mengumumkan, Senin (6/4), lebih 1.2 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Sekitar 70.000 orang meninggal akibat Covid-19. AS mencatat rekor infeksi dengan jumlah tiga kali lipat dari Cina, tempat virus itu muncul pada Desember 2019. Kemungkinan kondisi pandemi akan semakin buruk dengan jumlah yang terinfeksi dan meninggal terus naik. (fs/as)

Penulis: Richard Connor

Selisih paham

Meskipun penyebaran virus corona di Brasil mengkhawatirkan, Presiden Jair Bolsonaro pada hari Kamis (21/05) melanjutkan seruannya untuk menghentikan lockdown yang dianggap membuat perekonomian negaranya menjadi lesu.

Dilaporkan hampir semua dari 27 negara bagian di Brasil tengah menerapkan kebijakan lockdown, meskipun pemerintah pusat sudah mulai menerapkan pembatasan sejak akhir Maret lalu.

Dalam sebulan terakhir Brasil telah kehilangan dua Menteri Kesehatannya setelah mengundurkan diri karena berselisih paham dengan Bolsonaro dalam mengendalikan pandemi COVID-19. Kini jabatan tersebut diisi oleh Plt. Interim Jenderal Eduardo Pazuello menggantikan Nelson Teich yang mengundurkan diri pekan lalu.

rap/gtp (AFP)

BERITA LAINNYA

TERKINI