Pernahkah terfikirkan oleh kita kalau kita diberi waktu hidup 72 jam lagi untuk hidup? Apa yang akan dilakukan jika hal itu terjadi pada hidup kita? Apakah kita akan menghabiskan waktu untuk merenung, bersenang-senang, atau malah menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan sesudah kita mati.
Kali ini saya akan mereview satu buku yang berjudul The last 72 Hours yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka Swara. Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang disusun oleh Mustafa Tabanli dan ditulis oleh oleh 31 penulis yang dipilih dari hasil lomba menulis “72 jam terkahir” yang diselenggarakan oleh majalah Fountain dan Everest Production.
Cerpen yang ditulis adalah cerpen yang nyata jika hal itu terjadi pada penulis, karena dalam lomba sudah di tentukan aturan dan syarat untuk menuliskan cerita-cerita tersebut.