Facebook Twitter0share 0share
Beberapa tahun terakhir data suhu permukaan bumi sering mencapai rekor terpanas yang pernah tercatat.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebutkan kenaikan suhu bumi tersebut sejalan dengan rekor peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca dalam tahun yang sama.
Nah kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, sebenarnya apa itu pemanasan global dan apa itu gas rumah kaca?
Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer.
Berita Terkait Perubahan Iklim Semakin Cepat dan Nyata Tomohon Tak Sejuk Seperti Dahulu Kala
Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi.
Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Hal ini akan terus memicu pemanasan global di bumi yang pada akhirnya semakin mendorong terjadinya perubahan iklim.
Apa Itu Gas Rumah Kaca?
Gas Rumah Kaca adalah gas-gas di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.
Sebagai contoh mengenai efek rumah kaca adalah sebuah mobil yang tertutup rapat pintu dan kacanya diletakkan di bawah sinar matahari.
Setelah sekian waktu, saat kita masuk akan terasa suhu di dalam mobil akan sangat panas dibanding di luar mobil. Mengapa ini terjadi? Karena saat mobil tersebut menerima sinar matahari, radiasi gelombang panas yang merupakan energi akan menembus kaca masuk ke dalam mobil.
Sebaliknya radiasi gelombang panjang dari dalam mobil tidak bisa keluar karena tertahan kaca mobil. Lama kelamaan radiasi gelombang panjang akan semakin banyak yang terperangkap dalam mobil. inilah kemudian yang disebut sebagai efek rumah kaca yang menyebabkan suhu dalam mobil menjadi lebih panas dibanding di luar mobil.
Efek rumah kaca membuat bumi semakin menghangat karena panas matahari terperangkap oleh gas-gas di atmosfer. Di alam proses yang sama terjadi. Proses yang sebenarnya merupakan alamiah untuk menjaga suhu di bumi tetap hangat.
Keberadaan gas di atmosfer akan menahan radiasi balik dari bumi berupa energi gelombang panjang agar tidak hilang ke angkasa luar. Radiasi tersebut kemudian akan menjadi sumber energi yang memanaskan permukaan bumi.
Namun selanjutnya, peningkatan Gas Rumah Kaca di atmosfer menyebabkan semakin banyak pula radiasi gelombang panjang dari bumi yang terperangkap di atmosfer.
Hal inilah yang kemudian menjadi pemicu pemanasan global. Perhatikan gambar berikut.
Sumber foto: studiobelajar.com
Pada proses alami, sinar matahari yang sampai ke bumi sebagai energi, sebagian besar akan diserap oleh permukaan bumi baik tanah maupun juga lautan.
Permukaan bumi yang menjadi panas karena menyerap energi dari sinar matahari kemudian memancarkan panas berupa gelombang panjang ke atmosfer.
Sebagian radiasi gelombang panjang dari bumi tersebut akan diserap oleh Gas Rumah Kaca di atmosfer. Lainnya akan dipantulkan kembali ke bumi dan sebagai lainnya akan terlepas ke angkasa luar.
Pada proses di mana emisi Gas Rumah Kaca meningkat, akan meningkatkan jumlah radiasi gelombang panjang dari bumi yang terperangkap di atmosfer.
Sebagaian besar energi panas tersebut akan dipantulkan kembali oleh lapisan Gas Rumah Kaca kembali ke bumi.
Dampaknya terjadi amplifikasi pemanasan di permukaan bumi.
Peningkatan suhu bumi sebagai proses dari pemanasan global dapat diamati pada grafik di bawah ini.
Apa Saja Yang Termasuk Gas Rumah Kaca
Menurut UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) atau Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Empat kelompok Gas Rumah Kaca yang merupakan pemicu pemanasan global adalah sebagai berikut:
1. Karbondioksida (CO2)
CO2 adalah Gas Rumah Kaca terbanyak kedua di atmosfer setelah uap air. CO2 merupakan Gas Rumah Kaca yang secara alami bersumber dari debu letusan gunung berapi dan hasil pernafasan manusia dan hewan.
Kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar jenis fosil di sektor energi sertaa kegiatan industri, transportasi, deforestasi dan pertanian menjadi penyumbang sumber emisi CO2 nonalami.
2. Metana (CH4)
Metana secara alami dihasilkan dari proses pembusukan bahan-bahan organik.
Selain itu, pembakaran biomasa, proses produksi batubara dan minyak bumi merupakan kegiatan yang menghasilkan Gas Metana.
3. Nitrogen Oksida (N2O)
Keberadaan N2O di atmosfe berasal dari sumber alami (sekitar 60%) dan antropogenik (sekitar 40%), baik dari lautan, tanah, pembakaran biomassa, penggunaan pupuk, hingga berbagai proses industri. N2O memainkan peran penting dalam penghancuran lapisan ozon di stratosfer. Kita tahu ozon melindungi kita dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya.
4. Gas lainnya yang mengandung Fluor (SF6, PFCs,HFCs)
Gas-gas yang mengandung fluor kebanyakan diproduksi dari proses industri. Gas ini akan tinggal selama-lamanya di atmosfer karena sifatnya yang tidak dapat menyerap dan hancur secara alamiah. Sebenarnya, gas-gas diatas diatas diperlukan juga agar bumi tidak terlalu dingin, akan tetapi sejak revolusi industri, gas-gas seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi semakin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah manusia.
Jika konsentrasi gas-gas rumah kaca makin meningkat di atmosfer, maka efek rumah kaca akan semakin besar.
Penulis: Sofian Widiyanto
Observer Stasiun Klimatologi Minahasa Utara
Baca juga:
Perubahan Iklim Semakin Cepat dan Nyata
Berita Terpopuler Gantikan Sang Ayah, Vanda Sarundajang Terpilih sebagai Ketua Majelis Pertimbangan KGPM Joune Ganda Kembalikan Jabatan Styvi Watupongoh Ternyata Begini SOP Operator di SPBU, Stevi Nangon Sebut Perlu Sosialisasi ke Konsumen Ketua Umum dan Bendahara Pucuk Pimpinan KGPM Terpilih Aklamasi All New Toyota Raize Hadir di Manado, Ini Harga dan Spesifikasinya Perhitungan Suara Selesai, KGPM Miliki Sekretaris Umum Pucuk Pimpinan dan Majelis Gembala yang Baru Ini Hasil Pemilihan Ketua Majelis Gembala KGPM Warga Manado Bisa Melihat, Malam Ini Bulan Berwarna Merah Pindah Agama, Dahlia Poland: Aku Kristen
Berita Terbaru Andrei Angouw: Harus Ada Kiat Tingkatkan Pendapatan Daerah Jumat, 28 Mei 2021 Richard Sualang Apresiasi Kegiatan Bersih-bersih di Pasar Bersehati Jumat, 28 Mei 2021 Kepala BPJN Sulut Temui Wali Kota Bitung dan Bahas Pelebaran Jalan Wolter Mongisidi Jumat, 28 Mei 2021 Andrei Angouw Sidak PTSP, Begini Penjelasan Jimmy Rotinsulu Jumat, 28 Mei 2021 Olly Dondokambey: Kaum Bapak Mengabarkan Kabar Baik Kepada Semua Orang Jumat, 28 Mei 2021 Pemicu Pemanasan Global Jumat, 28 Mei 2021 Joune Ganda Sukses Hadirkan Extreme Sport Tourism di Likupang Jumat, 28 Mei 2021 Anggaran Siluman di Sekretariat DPRD Bolmut Dinilai ‘Haram’ Jumat, 28 Mei 2021 DPD Partai NasDem Minahasa Optimis Hadapi Pesta Demokrasi 2024 Jumat, 28 Mei 2021
Facebook Twitter0shareTags: gas rumah kacaOrganisasi Meteorologi Duniapemanasan globalpemanasan global adalahrumah kacarumah kaca adalah