Sejumlah pakar kesehatan menyarankan pemerintah Indonesia mempertimbangkan kemungkinan pembatasan wilayah yang lebih ketat alias lockdown, demi mengantisipasi pertambahan jumlah kasus.
Sejak akhir pekan lalu, pemerintah tengah menjalankan rapid testing, atau tes cepat, pada kelompok orang yang dinilai paling berisiko terpapar sesuai hasil penelusuran kontak. Menurut data pemerintah, orang yang berisiko terpapar virus corona antara 600.000 sampai 700.000 orang.
Langkah pelaksanaan tes massal ini dinilai tenaga kesehatan sebagai cara efektif memetakan pusat-pusat penyebaran. Namun demikian, mereka juga menghimbau jika tren penyebaran itu cukup pesat pada suatu wilayah, sehingga tidak lagi memungkinkan untuk menelusuri kasus, maka lockdown, atau penutupan wilayah memang patut menjadi pilihan.