Manado, Barta1.com – “Saat memancing di tengah laut pancingan saya bergerak. Secara manusiawi, saya berpikir itu adalah ikan, ketika diangkat ternyata itu adalah sampah plastik yang tersangkut di pancingan saya, yang keberadaannya dari dalam laut,” ungkap salah satu nelayan di Kota Mando, Matheos Kakauhe ketika ditemui di Malalayang, Rabu (30/11/2022).
Di samping rumahnya, Kakauhe duduk sambil menyebut semakin banyaknya industri, maka semakin banyak pula produk-produk yang masuk di laut. “Para pengusaha tidak pernah berpikir bahwa produk yang mereka buat itu, akan membahayakan banyak manusia ketika masuk di laut,” ujarnya.
Ada berbagai sampah yang diangkut dari laut. Dalam seminggu bisa mengumpulkan seratus kilo sampah dari sungai dan laut. “Satu kilo sampah botol bening dihargai Rp 2 ribu, kemudian untuk sampah campuran dihargai Rp 1 ribu oleh pembeli dari CV Daur Sinar Gemilang,” terangnya.