Tumbuh sebagai bagian dari keberagaman yang indah, Islam, 5 abad jejak dan sejarahnya di Sangihe Talaud menjadi menarik dan patut ditelisik.
Di Kota Tahuna, ada Sjahrul Ponto. Ia budayawan Sangihe dari keturunan raja-raja Kerajaan Kendar (Kendahe) dan Kerajaan Tabukan—bahkan juga kerajaan Siau. Menyimpan sejumlah peninggalan kerajaan dan aneka karya sastra lama, adalah bagian dari hobi lelaki yang tinggal di salah satu rumah Raja tersebut.
Budayawan bernama Mahare juga di sana, ketika penulis berkunjung ke kediaman Sjahrul Pontoh, belum lama. Sambil menyerup kopi di beranda rumah tua dengan arsitektur campuran gaya Eropa dan Sangihe ini, penulis juga disugukan permainan tetabuhan Tagonggong mengiringi syair-yair “Sasambo” oleh keduanya.