Suara.com - Pernah melaju di jalan tol yang begitu mulus dan rata, terasa minim guncangan?
Mungkin itu karena Anda sedang melintasi jalan dengan perkerasan kaku alias rigid pavement.
Jenis perkerasan yang satu ini kini makin banyak digunakan di berbagai ruas jalan tol besar di Indonesia.
Sebut saja tol Semarang–Solo, Jakarta–Cikampek Elevated, atau beberapa bagian dari jalan tol Trans Sumatera.
Jalan-jalan tersebut memanfaatkan beton sebagai material utama karena sifatnya yang kuat, stabil, dan tahan banting terhadap beban berat serta cuaca ekstrem.
Menurut Syarif Hidayat, Kepala Pemasaran Teknis Semen Merah Putih, permukaan jalan beton atau rigid pavement memberikan banyak keuntungan bagi pengendara.
"Permukaan rigid pavement memberikan kestabilan lebih baik bagi kendaraan, mengurangi guncangan berlebih, dan meminimalkan keausan pada suspensi," ujarnya dalam siaran pers resmi.
Namun, kenyamanan itu tentu harus didukung dengan kondisi kendaraan yang prima dan cara berkendara yang tepat.
Apalagi kalau Anda sedang dalam perjalanan panjang seperti saat arus balik mudik Lebaran, penting banget menjaga keselamatan dan kenyamanan di atas jalan yang “terlalu” mulus ini.
Baca Juga: Heboh Pelecehan saat Mudik, Ini Tips Buat Wanita Menghadapi Predator Seks di Transportasi Umum
Nah, biar perjalanan Anda tetap lancar, berikut beberapa tip ringan dan praktis untuk melewati jalan beton dengan aman:
1. Periksa Tekanan dan Kondisi Ban
Beton memberi traksi maksimal, tapi hanya jika tekanan ban Anda ideal. Ban yang terlalu kempis atau sudah aus akan cepat rusak saat melaju di jalur panjang yang stabil ini.
Jadi sebelum berangkat, sempatkan cek tekanan angin dan kondisi permukaan ban. Jangan menunggu ban kempis baru ambil tindakan.
2. Gunakan Kecepatan Stabil
Salah satu keunggulan jalan beton adalah permukaannya yang mendukung laju kendaraan secara konstan.
Maka dari itu, hindari kebiasaan gas-rem-gas-rem yang bikin rem dan ban cepat aus.
Gunakan kecepatan yang stabil, dan jangan terlalu sering pindah jalur kecuali memang perlu.
3. Perhatikan Sistem Suspensi
Berbeda dengan aspal yang cenderung lebih lunak, jalan beton cenderung keras dan kaku.
Kalau suspensi mobil Anda dalam kondisi kurang baik, getaran dari sambungan beton bisa terasa sampai ke tulang belakang.
Pastikan per kejut dan komponen suspensi lainnya dalam kondisi sehat sebelum melaju jauh.
4. Jangan Lupa Istirahat
Karena jalan beton terasa halus dan minim guncangan, kadang pengendara bisa terlena—merasa tidak lelah padahal tubuh sebenarnya butuh jeda.
Ingat, baik pengemudi maupun kendaraan sama-sama perlu waktu istirahat.
Selain menghindari kelelahan, ini juga penting agar mesin kendaraan tidak overheat.
5. Waspadai Sambungan Beton
Meskipun rata, jalan beton tetap memiliki sambungan-sambungan antarseksi yang kadang bisa membuat mobil sedikit “loncat” kalau melaju terlalu kencang.
Jadi, tetap perhatikan kondisi jalan dan jangan terlalu agresif saat melaju.
Menurut Nyiayu Chairunnikma, Kepala Pemasaran PT Cemindo Gemilang Tbk., berbagai tip tersebut tidak hanya membuat perjalanan lebih mulus, tapi juga berkontribusi menjaga performa kendaraan dalam jangka panjang.
Ia juga menambahkan, bahwa perkerasan kaku punya keunggulan lain yang tak kalah penting, lebih ramah lingkungan.
“Rigid pavement juga lebih ramah lingkungan karena masa pakainya beberapa kali lebih lama daripada aspal, sehingga mengurangi frekuensi perbaikan dan limbah konstruksi,” ujarnya.
Jadi, Siap Menaklukkan Jalan Beton?
Dengan infrastruktur jalan yang makin canggih dan material yang makin kuat, perjalanan Anda seharusnya makin nyaman.
Tapi tetap saja, kendaraan yang sehat dan gaya mengemudi yang cermat adalah kunci utama keselamatan.
Beton boleh kokoh, tapi keselamatan tetap nomor satu.
Selamat berkendara, dan semoga selamat sampai tujuan!