Suara.com - Bayangkan sebuah Harley-Davidson yang lahir di tanah India. Mengejutkan? Memang. Tapi inilah kisah transformasi yang bakal terjadi dari sang ikon motor Amerika dengan menuliskan babak baru dalam sejarahnya.
Apa yang membuatnya Harley-Davidson jadi begini? Jawabannya yakni tarif impor baru yang diberlakukan oleh Presiden Trump di Amerika Serikat.
CEO Harley-Davidson, Jochen Zeitz, menyebut India sebagai "kombinasi ideal" antara efisiensi manufaktur dan pasar motor siap pakai yang menjanjikan.
Dalam pandangannya, India bukan hanya tempat memproduksi motor, tapi juga ladang subur untuk pertumbuhan brand. Ia optimistis bahwa kesuksesan Harley-Davidson X440—baik dari sisi produksi maupun penjualan—akan menjadi pemantik lahirnya model-model baru yang tak kalah menarik di masa depan.
“Ada banyak keuntungan dengan kemampuan manufaktur yang jauh lebih besar yang dibawa Hero dan kemauan untuk berinvestasi ke dalam bisnis, untuk benar-benar membangun kami sebagai merek. Jadi, saya akan mengatakan itu adalah keputusan yang tepat,” kata Zeith
Dengung mesin Harley yang legendaris kini bakal bergema di jalanan Mumbai.
Bukan lagi sebagai barang impor mahal, tapi sebagai hasil kolaborasi cerdas dengan raksasa lokal Hero MotoCorp. X440, si pendatang baru ini, adalah bukti nyata bahwa Harley tak lagi kaku dengan tradisinya.
"Made in India, Born in USA" - tagline yang mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya untuk Harley-Davidson.

Tapi di sinilah mereka sekarang, mengadaptasi diri dengan anggun di tengah badai tarif impor yang mengguncang industri otomotif global.
Baca Juga: Harga Lebih Murah dari Xmax, Motor Ini Tawarkan Desain Mirip Harley Davidson
Kisah ini mengingatkan pada perjalanan Suzuki yang lebih dulu membuka jalan. Bedanya? Harley harus menari lebih lincah - menyeimbangkan warisan "American Iron" dengan selera pasar Asia yang dinamis. Bayangkan merangkai tato Harley klasik di atas kimono sutra - rumit namun memikat.