Inilah sebabnya memahami bahasa sein lokal sangat penting, terutama saat mudik melewati jalan lintas Sumatera.

Lampu Hazard: Tanda Seru di Jalanan
Bayangkan Anda sedang berkendara di belakang sebuah bus besar, lalu tiba-tiba kedua lampu sein bus itu berkedip bersamaan. Jangan anggap sepele! Ini bukan sekadar lampu hias, melainkan kode darurat yang berarti: "Jangan ikuti saya!"
Biasanya, bus menggunakan lampu hazard dalam situasi kritis, seperti saat menyalip dengan posisi tanggung atau menghadapi kondisi jalan yang berbahaya. Ini adalah cara mereka memberi tahu pengendara di belakang agar waspada dan tidak mengikuti jejak mereka sembarangan.
Bagi pemudik, memahami kode ini bisa jadi penyelamat di jalan. Jangan asal nekat ikut menyalip hanya karena bus di depan terlihat melaju. Bisa jadi, ada rintangan di depan yang tidak Anda sadari.
Tips Selamat Sampai Tujuan
- Jangan pernah mengabaikan "bisikan" lampu sein bus
- Perhatikan konteks daerah Anda berkendara
- Selalu jaga jarak aman dengan kendaraan di depan
- Ingat: lebih baik terlambat daripada tidak sampai tujuan
Penutup yang Mencerahkan
Memahami kode lampu sein bus bukan hanya sekadar trik berkendara, tapi juga seni membaca bahasa jalanan yang bisa menyelamatkan nyawa.
Saat mudik Lebaran 2025 nanti, jangan anggap kedipan lampu sein sebagai isyarat biasa. Di baliknya, ada komunikasi tak kasat mata antara sopir bus dan pengendara lain demi menjaga keselamatan bersama.
Baca Juga: Sepi, Begini Suasana Lebaran Hari Pertama di Bundaran HI
Misalnya, jika bus menyalakan sein kanan di jalan dua arah, bisa jadi itu peringatan bahwa ada kendaraan dari arah berlawanan. Sebaliknya, sein kiri mungkin menandakan jalan aman untuk menyalip. Mengabaikan kode ini bisa berakibat fatal, terutama di jalur mudik yang padat dan penuh risiko.