suara hijau

Sudah Saatnya Pikirkan Daur Ulang Limbah Baterai Kendaraan Listrik

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 11 Maret 2025 | 07:15 WIB
Sudah Saatnya Pikirkan Daur Ulang Limbah Baterai Kendaraan Listrik
Baterai Mobil Listrik Wuling CloudEV dan BinguoEV yang Diproduksi di Cikarang, Jawa Barat. (Foto: SGMW)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Daur ulang limbah baterai kendaraan listrik akan menjadi isu penting dalam tiga sampai empat tahun ke depan seiring dengan bertambahnya pengguna EV, demikian disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH).

Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon KLH/BPLH Ary Sudjianto mengatakan dengan berkembangnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia maka dibutuhkan tata kelola daur ulang limbah baterai untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan.

"Kita juga sadar bahwa hal ini yang akan kita hadapi mungkin dalam tiga atau empat tahun yang akan datang. Cara kita mengolah limbah baterai adalah hal yang perlu diperhatikan apabila baterai kendaraan listrik semakin banyak," kata Ary dalam acara JAMA Lube Oil Seminar 2025 di Jakarta, Senin (10/3/2025).

Ary mengatakan, saat ini Indonesia belum memiliki fasilitas maupun industri yang mendukung pengolahan baterai EV. Akan tetapi, dia optimistis pada pengembangan sektor pengolahan baterai EV karena Indonesia memiliki modalitas dan pengalaman dalam mengolah baterai konvensional.

"Untuk baterai konvensional, kita sudah memiliki infrastruktur untuk mengelolanya. Kita juga memiliki industri untuk mengolahnya dan juga industri yang menggunakan bahan yang telah didaur ulang dari limbah baterai," ujar dia.

Menurutnya, pengolahan baterai EV memerlukan kerja sama dengan pelaku industri dan kebijakan yang mendukung.

"Limbah baterai ini akan jauh lebih besar daripada baterai konvensional ketika kita meningkatkan penggunaan kendaraan listrik hingga 15 juta unit pada tahun 2030. Jadi ini adalah masalah yang perlu kita atasi," kata Ary.

Sebelumnya Anggota Komisi XII DPR RI Dewi Yustisiana mengatakan Pemerintah Indonesia memiliki urgensi tinggi untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik sebagai solusi mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM) dan polusi udara.

Karena itu pula, kehadiran industri baterai kendaraan listrik menjadi penting sebagai penopang ekosistem.

Baca Juga: BYD Rampungkan Riset Baterai Mobil Listrik Generasi Terbaru, Jarak Tempuh Bisa Tembus 1000 KM

Pemerintah dan swasta juga gencar membangun infrastruktur kendaraan listrik dalam beberapa tahun terakhir, seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) melonjak 300 persen, dari sekitar 1.000 unit pada 2023 menjadi lebih dari 3.000 unit pada 2024.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI