Dalam perjalanannya, Esemka tak tanggung-tanggung menghadirkan beragam model.
Mulai dari Pikap Bima yang tangguh dengan pilihan mesin 1.200 cc dan 1.300 cc, SUV Garuda 1 yang gagah dengan mesin 2.000 cc, hingga Esemka Borneo - sebuah microbus yang siap bersaing dengan pemain mapan seperti Elf dan HiAce.
Setiap model dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumen Indonesia.
Namun, jalan Esemka tak selalu mulus. Berbagai tantangan menghadang, mulai dari ketatnya persaingan pasar, kendala teknologi dan produksi, hingga skeptisisme publik terhadap produk lokal.
Seperti pepatah "tak ada jalan yang tak berlubang", Esemka pun harus menghadapi realita pahit industri otomotif yang begitu kompetitif.
Kondisi terkini dari pabrikan Esemka pun mendapat tanggapan dari warganet di kolom komentar.
"Mobil ini alhamdulillah laku keras di pasaran sampai habis," tulis salah seorang netizen.
"Pabrik dengan halaman yang kosong melompong," timpal netizen lainnya.
Kini, Esemka telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah otomotif Indonesia. Lepas dari segala pro dan kontra, upayanya dalam membangun industri mobil nasional patut diapresiasi.
Baca Juga: Comeback Mengejutkan, Instagram Esemka Aktif Lagi usai Tidur Panjang