Tak Punya "Sekoci", Riwayat Nissan akan Tamat?

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Kamis, 06 Maret 2025 | 13:20 WIB
Tak Punya "Sekoci", Riwayat Nissan akan Tamat?
Logo Nissan. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah persaingan ketat industri otomotif, Nissan kini berada di posisi yang genting. Meskipun rencana merger dengan Honda tidak berjalan, laporan terbaru menyebutkan bahwa Nissan sedang mempertimbangkan untuk menerima investasi dari produsen mobil Jepang lainnya, termasuk Honda, Mitsubishi, dan Hon Hai Precision Industry yang lebih dikenal sebagai Foxconn.

Menurut Carscoops, laporan dari Jepang mengungkapkan bahwa Nissan masih ingin bekerja sama dengan Honda setelah negosiasi awal terhenti pada Februari.

Merek ini berada dalam posisi keuangan yang rentan dan tampaknya bersedia melakukan apa saja untuk bertahan. Ini bisa termasuk pemecatan CEO saat ini, Makoto Uchida, yang telah memimpin Nissan sejak 2019.

Dikabarkan bahwa jika Nissan menerima investasi dari Honda, Uchida bisa dipaksa keluar, seperti yang dilaporkan oleh Nikkei Business.

Baca Juga: Penjualan Tesla di Eropa Anjlok hingga 70 Persen, BYD dan Faktor Politik Jadi Penyebabnya

Nissan Note Aura. (Nissan Jepang)
Nissan Note Aura. (Nissan Jepang)

Uchida sebelumnya mengatakan bahwa dia tidak akan menghalangi jika komite nominasi Nissan, dewan direksi, dan pemegang saham memutuskan bahwa dia harus mundur.

Menurut seorang sumber dalam Nissan, komite nominasi akan bertemu pada 6 Maret untuk membahas langkah selanjutnya.

Jika Uchida benar-benar dipaksa keluar, CFO saat ini, Jeremy Papin, bisa mengambil alih sementara waktu dan memimpin negosiasi baru dengan Honda.

Bloomberg melaporkan bahwa Uchida berusaha menstabilkan bisnis Nissan sebelum meninggalkan posisinya.

Namun, baru-baru ini dia memberi tahu para pemegang saham untuk mengharapkan kerugian bersih sebesar Rp 8,7 triliun ($536 juta) untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret, meskipun sebelumnya memperkirakan laba bersih sebesar Rp 40,8 triliun ($2,5 miliar) dalam perkiraan pada Mei 2024.

Baca Juga: Pertanda Mobil Bekas Pernah Kena Banjir: Wajib Tahu sebelum Beli untuk Mudik Lebaran

Foxconn telah menjadi pemain utama dalam pembicaraan tentang masa depan Nissan dalam beberapa bulan terakhir.

Dipahami bahwa ketertarikan potensial raksasa Taiwan tersebut untuk mengambil alih pembuat mobil tahun lalu adalah salah satu alasan mengapa otoritas Jepang diduga menekan Honda untuk bekerja sama dengan pesaingnya, agar Nissan tetap menjadi milik Jepang.

Presiden dan CEO Nissan Motor Corporation Makoto Uchida menghadiri jumpa pers terkait rencana merger Honda - Nissan di Tokyo, Jepang pada 23 Desember 2024. [AFP/Philip Fong]
Presiden dan CEO Nissan Motor Corporation Makoto Uchida menghadiri jumpa pers terkait rencana merger Honda - Nissan di Tokyo, Jepang pada 23 Desember 2024. [AFP/Philip Fong]

Setelah negosiasi antara Nissan dan Honda untuk mengembangkan perusahaan holding bersama gagal, Uchida mengatakan bahwa sulit bagi Nissan untuk bertahan tanpa mitra.

"Dalam situasi saat ini, sulit untuk mengikuti persaingan hanya dengan Nissan sendiri, jadi kami melakukan diskusi serius tentang proposal dari Honda," katanya. "Kami tidak dapat yakin seberapa banyak kemandirian Nissan akan terjamin dan apakah potensi kami akan sepenuhnya dimaksimalkan jika Nissan menjadi anak perusahaan Honda sepenuhnya."

Dengan situasi ini, apakah Nissan mampu bertahan atau justru berisiko tamat tanpa "sekoci" berupa mitra strategis? Hanya waktu yang bisa menjawab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI