Emil Mario Sindir Korupsi Pertamax: Gua Keren Isi Pertamax, Ternyata Ketipu!

Denada S Putri Suara.Com
Rabu, 26 Februari 2025 | 14:52 WIB
Emil Mario Sindir Korupsi Pertamax: Gua Keren Isi Pertamax, Ternyata Ketipu!
Emil Mario. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Heh lo gak bisa, lo gak bisa yah, lo gak bisa dihukum (cuma) sebentar. Maling binder di SD aja habis (nyuri) dibully, (terus) keluar (dari) sekolah, lah elu?!," terangnya.

Emil mengaku, dirinya sakit hati lantaran sering membeli Pertamax namun setelah kasus korupsi ini terkuak, ternyata yang ia beli ialah Pertamax oplosan.

"Rp 193 triliun (yang dikorup)! Gua ama mobil gua ini udah berasa keren banget, monyet, isi Pertamax. 'Tenang yah, tenang, kamu gak bakal rusak kok, kamu kan pakainya Pertamax'. Tahu-tahu selama ini gua udah isinya Pertalite," katanya memperagakan percakapannya dengan mobilnya.

Menurut Emil, tersangka korupsi Pertamax ini membuatnya sakit hati. Ia menyebut kasus ini masalah tertinggi mengingat nominalnya juga besar.

"Ini kalau mobil gua tahu, (mobil ini) punya hati, lo habis!. Ini gua pribadi yah, gua pribadi gak pernah sesakit hati ini sama kasus korupsi. Gila deh, (kasus) ini udah langit ketujuh, sarjana iblis cumlaude!," bebernya.

Dalih Pertamina

Pertamina agaknya masih berjibaku untuk meraih kembali kepercayaan publik. Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso misalnya, menepis adanya tindak pencampuran bensin seperti yang banyak tergaungkan ke telinga masyarakat.

“Narasi oplosan itu tidak sesuai dengan apa yang disampaikan kejaksaan,” katanya.

Fadjar memaparkan bahwa yang disorot oleh Kejaksaan Agung adalah skema pembelian RON 90 dan RON 92, bukan terkait adanya oplosan Pertalite menjadi Pertamax.

Baca Juga: Pertamina Dirujak: Segini Harga Bensin di Negeri Tetangga, Hampir 50 Persen Lebih Murah

“Kami pastikan bahwa produk yang sampai ke masyarakat itu sesuai dengan speknya masing-masing,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI