Menurut laporan tersebut, Nissan akan memangkas sekitar 9.000 pekerjaan dan menutup pabriknya secara global. Secara keseluruhan, langkah pengurangan biaya Nissan akan melihat pengurangan produksi global sebesar 20%.
Latar Belakang Merger yang Batal

Untuk merangkum kekacauan beberapa bulan terakhir: Pada Desember 2024, Honda dan Nissan mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk merger kedua perusahaan, yang akan menjadikannya produsen mobil terbesar ketiga di dunia.
Namun, rencana merger ini terhenti ketika Honda mengusulkan perubahan struktur kemitraan, yang akan menjadikan Honda sebagai perusahaan induk dan Nissan sebagai anak perusahaannya, yang ditolak oleh Nissan.
Hubungan kompleks Nissan dengan Renault dan Mitsubishi juga membuat merger menjadi tidak memungkinkan.
Setelah pembicaraan dengan Honda gagal, Nissan kini berusaha mencari mitra potensial baru.

Saat ini, Foxconn tampaknya menjadi prospek yang sangat mungkin; perusahaan Taiwan yang memproduksi iPhone ini telah memasuki ruang EV di bawah anak perusahaan Foxtron.
Meskipun merger gagal, kedua produsen mobil – bersama Mitsubishi – akan tetap melanjutkan pengembangan kendaraan listrik (EV) dan perangkat lunak bersama melalui MoU yang terpisah dan lebih lama.
Dengan langkah-langkah ini, Nissan menunjukkan tekadnya untuk tetap bertahan dan beradaptasi di tengah perubahan industri otomotif yang cepat.
Baca Juga: Bridgestone Pamerkan Keunggulan Turanza 6 yang Bisa Dipakai untuk Mobil Listrik