Drama Ioniq 5: Ketika Mobil Listrik Canggih Bikin Geger Pengguna Jalan Jakarta Karena Hal Sepele

Insiden viral Hyundai Ioniq 5 yang mati di tengah jalan Jakarta menimbulkan perdebatan tentang kesiapan infrastruktur mobil listrik di Indonesia dan pentingnya perencanaan.
Suara.com - Teknologi canggih namun justru bikin masalah. Mungkin hal ini yang terpancar pada Hyundai Ioniq 5. Dalam sebuah video yang diiunggah akun TikTok @vickyyyyy, Hyundai Ioniq 5 bikin macet jalanan.
Dalam keterangan pengunggah, Hyundai Ioniq 5 ini terciduk mogok di jalur contraflow menuju Ancol, menciptakan kemacetan panjang.
“Mobil listrik mati bikin macet tuh, sampai ujung macetnya,” ucap pria yang merekam kejadian tersebut
Ioniq 5 yang biasanya meluncur mulus ini mendadak 'tepar' di lajur paling kiri. Posisinya? Sempurna untuk menciptakan kemacetan epik.
Baca Juga: Titan Run 2025 Kembali Digelar, Kali Ini Ada Mobil Sebagai Hadiah!
Dengan pembatas jalan permanen di satu sisi dan arus berlawanan di sisi lain, mobil ini sukses menciptakan pertunjukan "bottle-neck" yang membuat pengendara lain garuk-garuk kepala.
Ironis memang. Ioniq 5 ini bukan sembarang mobil listrik. Dia adalah pionir yang membuka jalan elektrifikasi di Indonesia, lengkap dengan "darah" lokal berupa komponen dalam negeri di atas 40 persen.
Berkat prestasi ini, dia bahkan mendapat "hadiah" berupa potongan PPN 10 persen, membuatnya lebih terjangkau sekitar Rp70 juta.
Dengan harga mulai Rp681,9 juta hingga Rp783,1 juta (on the road Jakarta), Ioniq 5 membawa teknologi canggih dalam balutan desain futuristik.
Pilih saja: mau yang Standard dengan jarak tempuh 384 kilometer, atau Long Range yang bisa melesat hingga 481 kilometer. Akselerasinya? Bisa membuat jantung berdebar dengan catatan 0-100 km/jam dalam 7,4 detik untuk versi Long Range.
Baca Juga: Krisis Neta Auto: Ketika Janji Mobilitas Listrik Berujung Tuntutan Diler
Meski belum ada konfirmasi resmi tentang penyebab mogoknya sang mobil masa depan ini, warganet sudah ribut berspekulasi: "Pasti kehabisan baterai nih!" Kejadian ini seperti alarm keras yang mengingatkan: di balik kemewahan teknologi, perencanaan tetap jadi kunci.