Lepas dari Pelukan Honda, Nissan Siap Jatuh ke Tangan Foxconn

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 07 Februari 2025 | 15:23 WIB
Lepas dari Pelukan Honda, Nissan Siap Jatuh ke Tangan Foxconn
Nissan siap jatuh ke pelukan Foxconn setelah terancam gagal merger dengan Honda. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nissan kini terbuka menerima partner baru, setelah negosiasi merger dengan Honda kemungkinan besar gagal. Salah satu kandidat yang sudah siap berpasangan dengan Nissan adalah raksasas elektronik Taiwan, Foxconn

Beberapa sumber kepada Reuters mengatakan bahwa Nissan, yang kini sedang mengalami krisis, terbuka untuk menerima mitra baru, termasuk dari perusahaan elektronik, sehingga membantu merek Jepang tersebut mengembangkan mobil listrik serta peranti lunak mobil cerdas - dua hal yang saat ini sudah didominasi oleh merek-merek mobil China.

Foxconn, perusahaan teknologi Taiwan yang merakit iPhone untuk Apple, termasuk salah satu kandidat. Sebelum Nissan dan Honda mengumumkan rencana merger pada Desember lalu, Foxconn dikabarkan sedang berupaya memborong saham Nissan.

Rencananya Foxconn akan memanfaatkan Nissan untuk mengembangkan bisnis barunya, yakni menjadi perakit mobil-mobil listrik untuk merek-merek otomotif besar dunia.

Baca Juga: Harga Terbaru Honda PCX 160 di Bulan Februari 2025

Adapun bisnis perakitan mobil listrik Foxconn saat ini dipimpin oleh Jun Seki, mantan pemimpin senior Nissan. Seki tadinya digadang-gadang sebagai calon CEO Nissan. Ia mundur ketika jabatan itu diberikan kepada Makoto Uchida.

Sebelumnya diwartakan bahwa rencana merger Nissan dan Honda dihentikan, setelah CEO Nissan Uchida bertemu CEO Honda Toshihiro Mibe pada Kamis kemarin (7/2/2025) di Tokyo. Dalam pertemuan itu Uchida menyatakan keputusan untuk menghentikan proses merger.

Seperti diwartakan kantor berita Kyodo, jajaran direksi Nissan enggan melanjutkan pembicaraan merger setelah Honda baru-baru ini melempar gagasan untuk menjadikan Nissan sebagai merek subsidiary atau anak usaha.

Rencana Honda untuk menjadikan Nissan sebagai anak usaha, alih-alih melakukan merger, muncul setelah menilai Nissan tak bergerak cepat untuk memperbaiki serta meningkatkan bisnisnya yang memang sedang meredup.

Sebenarnya jika merger itu terwujud, kombinasi Nissan - Honda bisa menjadi pabrikan mobil terbesar ketiga di dunia dan nomor dua di Jepang, setelah Toyota. Honda adalah produsen mobil terbesar kedua Jepang, sementara Nissan ada di urutan ketiga.

Baca Juga: Pesona Motor Listrik Yamaha, Siap Bersaing dengan Honda CUV e: tapi Harganya Jangan Kaget

Sebelumnya pada Desember lalu, saat dua perusahaan mengumumkan rencana merger, Mibe mengatakan bahwa agar penyatuan terwujud maka Nissan harus lekas memperbaiki bisnis perusahaan.

Nissan sendiri berencana memecat 9000 karyawan di seluruh dunia dan mengurangi kapasitas produksi sebesar 20 persen, setelah melaporkan penurunan keuntungan hingga 90 persen di periode April - September 2024.

Tetapi rencana ini rupanya belum membuat Honda puas.

Sebelumnya rencana merger ini dinilai banyak pihak sebagai upaya Honda untuk menyelamatkan Nissan dan agar pabrikan itu tak jatuh ke tangan perusahaan di luar Jepang, setelah raksasa teknologi Taiwan, Foxconn disebut tertarik untuk mengambil alih.

Tetapi penilaian ini dibantah oleh Nissan dan Honda. Uchida pada Desember lalu mengatakan bahwa Nissan dan Honda berada di posisi setara.

Merger dua perusahaan disebut akan membantu Nissan dan Honda menekan biaya dan mempermudah pengembangan mobil listrik serta peranti lunak pada mobil-mobil masa kini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI