Suara.com - Kasus pecah ban yang terjadi di ruas tol Cipali (Cikopo-Palimanan) baru-baru ini ramai menjadi perbincangan karena dinilai banyaknya lubang sepanjang jalan.
Namun dijelaskan Deputy Head of OE Sales PT Bridgestone Tire Indonesia, Fisa Rizqiano, pernyataan pecah ban karena banyak menghantam lubang dinilai kurang tepat.
Pasalnya ban yang ada sudah didesain sesuai dengan kontur jalan di Indonesia. Jadi tidak bisa langsung diambil kesimpulan bahwa penyebab pecah ban terjadi karena terlalu sering menghantam lubang.
"Boleh dibilang tidak tepat (pecah ban karena menghantam lubang), di Bridgestone atau saya kira merek lainnya juga. Indonesia itu market yang unik, selain infrastruktur yang belum semua memadai, jadi memang didesain untuk akomodir jalan di Indonesia," ujar Fisa di Karawang, baru-baru ini, Kamis (6/2/2025).
Baca Juga: Ban Pecah Saat Berkendara? Jangan Panik! Ini Langkah Jitu Mengatasinya
Lebih lanjut, dijelaskan Fisa, pecah bisa terjadi jika lubang yang dihantam mengenai bagian dinding ban, bukan bagian bawah ban.
Selain itu, ban mobil bisa pecah juga karena mengalami kelelahan atau sudah tidak layak pakai.
"Ban bisa pecah sebab adanya fatigue. Kita dulu pernah coba pecahkan ban itu seharian susah pecah, kita tes di luar cari pothole dan itu juga susah pecahnya. Gambarannya seperti ini, kalau hanya lurus pada kecepatan berapa pun itu tidak bisa (langsung pecah). Tapi, kalau ada indikasi menghindar dan dinding ban sampai velg-nya kena, itu bisa bikin pecah," tegas Fisa.
"Kalau kasus yang di tol itu saya kira mungkin karena faktor kena dinding ban. Kalau sekadar benturan biasa itu tidak akan langsung pecah," sambungnya.
Berdasarkan riset Bridgestone, ban mobil akan pecah saat menghantam lubang ketika dilakukan pada kecepatan yang cukup rendah, seperti 60 km/jam. Malah kalau kecepatannya tinggi, ban mobil seharusnya tidak pecah.
Baca Juga: Lubang Picu Kerusakan Mobil di Tol Cipali, Wamen PU Buka Suara
"Kalau dari pengalaman kami, itu akan pecah ketika di kecepatan 60 km/jam or something. Tetapi kalau dihajar 80 km/jam itu lewat aja, tetapi kan saya tidak menyarankan, soalnya itu kan unique case," pungkasnya.
Sebelumnya dalam sebuah video yang beredar di sosial media, mobil-mobil yang mengalami pecah ban di Cipali menepi di bahu jalan dan mengganti ban. Menurut perekam video, pada titik tersebut banyak terdapat lubang yang memicu mobil pecah ban.