Tips Cegah Depresiasi Harga Mobil Saat Dijual Kembali

Berbeda dengan aset lain seperti emas yang justru bernilai tinggi jika disimpan dalam waktu yang lana.
Suara.com - Membeli mobil sebagai aset bergerak memerlukan pertimbangan yang matang, terutama terkait penyusutan atau depresiasi nilai. Sebab, penyusutan adalah bagian alami dari kepemilikan kendaraan bermotor.
Setiap tahun, nilai mobil akan terus menurun, dan ini harus menjadi salah satu faktor utama dalam keputusan pembelian Anda. Dengan memahami dan mempertimbangkan faktor penyusutan ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terinformasi saat membeli mobil.
Apa Itu Depresiasi?
Depresiasi adalah penurunan nilai suatu barang yang menyebabkan harganya menurun drastis saat dijual, bahkan seringkali jauh berbeda dari harga pembelian awal. Kendaraan seperti mobil cenderung mengalami depresiasi ketika dijual oleh pemiliknya. Berbeda dengan aset lain seperti emas yang justru bernilai tinggi jika disimpan dalam waktu yang lana.
Baca Juga: Titan Run 2025 Kembali Digelar, Kali Ini Ada Mobil Sebagai Hadiah!
Sementara itu, beberapa aset memiliki nilai tinggi saat disimpan dalam waktu lama, terutama jika aset tersebut langka seperti emas. Namun, hal ini tidak berlaku bagi kendaraan, karena kendaraan bukanlah aset yang dapat berkembang.
Faktor Penyebab Depresiasi
Harga mobil mengalami penurunan saat dijual kembali bukan tanpa alasan. Selain karena pemakaian dan usia mobil, berikut adalah beberapa faktor lainnya yang menjadi penyebab depresiasi harga mobil:
- Warna Mobil
Warna mobil mempengaruhi harga jual kembali barang tersebut. Jika warnanya tidak populer, peminatnya cenderung sedikit sehingga harganya akan semakin turun.
Baca Juga: Mobil Terendam Banjir? Jangan Langsung Nyalakan Mesin
- Konsumsi Bahan Bakar