Suara.com - Saham Nissan anjlok 4,8 persen, Rabu (5/2), setelah setelah beredar kabar merger antara Nissan dan Honda batal terwujud.
Namun berbanding terbalik denga Nissan, saham Honda jutru melonjak 12 persen di hari yang sama.
"Penolakan keras dari internal Nissan terhadap proposal (merger) telah menyebabkannya mundur," ujar sumber, dikutip dari Japan Today, Rabu (5/2/2025).
Surat kabar dan media Jepang lainnya sebelumnya melaporkan bahwa Honda telah mengusulkan menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan, alih-alih rencana sebelumnya untuk berintegrasi di bawah perusahaan induk baru.
Baca Juga: Toyota Akan Luncurkan 3 Mobil di IIMS 2025, Ada Veloz Hybrid?
Sebelumnya Nissan dan Honda pada akhir tahun lalu dikabarkan telah sepakat untuk memulai diskusi tentang penggabungan perusahaan untuk menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia.
Merger antara kedua raksasa otomotif tersebut menjadi strategi untuk mengejar Tesla dan perusahaan kendaraan listrik China.
CEO Honda bahkan sempat menyatakan bahwa Honda tidak menggunakan dana talangan untuk menggaet Nissan, yang tahun lalu mengumumkan ribuan PHK (pemutusan hubungan kerja) setelah melaporkan penurunan laba bersih sebesar 93 persen pada semester pertama.
Lesu permintaan mobil baru dan persaingan yang ketat di beberapa pasar membuat banyak produsen mobil mengalami masa sulit.
Kondisi perusahaan otomotif di luar merek China menjadi sulit untuk bersaing setelah produsen kendaraan listrik seperti BYD berhasil mengambil alih pasar mobil di Tiongkok.
Baca Juga: Lupakan Honda Brio! BYD Seal Tawarkan Sedan Hybrid Premium dengan Harga LCGC
Merek China bahkan telah menyalip Jepang sebagai pengekspor kendaraan terbesar tahun lalu. Kesuksesan ini dibantu kebijakan pemerintah setempat untuk kendaraan listrik.
Sedangkan upaya merger Honda dan Nissan sebagai produsen mobil nomor dua dan tiga di Jepang setelah Toyota diharapkan bisa membuat perusahaan untuk tetap dapat bersaing.