Sterotipe Honda Brio di Mata Wanita: Itukan Mobil LCGC, Mending Civic Lebih Mahal

Senin, 27 Januari 2025 | 13:27 WIB
Sterotipe Honda Brio di Mata Wanita: Itukan Mobil LCGC, Mending Civic Lebih Mahal
Honda Brio Amaze. (Favcars)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa sangka sebuah mobil kompak bisa memicu badai di media sosial? Ya, Honda Brio, si mungil yang telah setia menemani jutaan keluarga Indonesia tiba-tiba menjadi pusat perdebatan panas tentang status sosial. Semua bermula dari sebuah video yang menghebohkan jagat maya, di mana tiga wanita muda berdebat soal "standar mobil jemputan".

Hal ini pertama kali diunggah oleh akun X nightride. Dalam unggahan tersebut, diperlihatkan percakapan tiga wanita yang membahas tentang mobil jemputan.

"Masa dijemput pakai Brio sih?" Kalimat yang terdengar sederhana ini ternyata mampu memantik api kontroversi. Seorang wanita dalam video tersebut terang-terangan menunjukkan nada meremehkan ketika membahas Honda Brio, sembari memuji-muji Honda Civic sebagai standar yang lebih "berkelas".

Namun, seperti pepatah "tak semua yang berkilau itu emas", tak semua yang berkomentar setuju dengan pandangan tersebut. Sosok wanita berbaju abu-abu dalam video itu justru membela pengguna Brio dengan argumen yang menyentuh hati: "Yang penting isi hatinya, bukan isi garasi."

Baca Juga: Fantastis! Setahun Gunakan Ojol, Amanda Manopo Habiskan Uang Setara Mobil Baru

Mari mundur sejenak dan melihat si mungil yang jadi bahan pembicaraan ini. Honda Brio, mobil yang lahir di Thailand pada 2012 ini, ternyata punya kisah sukses yang tak bisa dipandang sebelah mata. Begitu diminati, sampai-sampai Honda memutuskan untuk "mengindonesiakan" produksinya di Karawang sejak 2013.

Di balik bodi kompaknya, Brio menyimpan jantung mesin 1.200cc yang tangguh. Dengan kemampuan melontarkan tenaga 90 dk, mobil ini membuktikan bahwa ukuran tak selalu menentukan kemampuannya.

Memang, label LCGC (Low Cost Green Car) yang disandangnya kadang menjadi semacam "tattoo sosial" yang sulit dihapus. Tapi bukankah ini justru menunjukkan bahwa Brio adalah bukti nyata demokratisasi teknologi otomotif? Sebuah mobil berkualitas yang bisa dimiliki lebih banyak orang Indonesia.

Memasuki generasi kedua sejak 2018, Brio hadir dengan wajah yang makin menawan. Dengan rentang harga Rp170,4 juta hingga Rp258,2 juta, ia menawarkan pilihan yang bisa mengakomodasi berbagai kantong dan selera. Seperti menu di restoran yang menyajikan berbagai pilihan porsi, Brio hadir untuk semua kalangan.

Kontroversi ini sebenarnya membuka kotak pandora tentang sesuatu yang lebih dalam: bagaimana kita sebagai masyarakat memandang nilai seseorang. Apakah benar ukuran mobil berbanding lurus dengan ukuran harga diri? Bukankah karakter seseorang lebih penting dari karakter mobilnya?

Baca Juga: Honda Civic 2025 Siap Beredar di Negeri Tetangga, Apa yang Baru?

Mungkin ini saatnya kita berhenti sejenak dan merenungkan: mobil memang bisa membawa kita ke tempat tujuan, tapi karakterlah yang menentukan akan jadi apa kita di tempat tujuan tersebut. Brio mungkin "cuma" mobil LCGC, tapi ia telah mengantarkan jutaan mimpi keluarga Indonesia ke tujuannya.

Bukankah lebih keren punya Brio hasil keringat sendiri ketimbang mobil mewah hasil utang sana-sini?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI