Suara.com - Yamaha R6 identik dengan sebuah motor macho dan siap diajak kebut-kebutan. Namun hal tersebut tak berlaku untuk pemilik bengkel motor yang satu ini.
Dilansir dari Motorcyclenews, Greg Mitchell berani mengubah definisi "modifikasi ekstrem" pada Yamaha R6.
Kisah ini bermula dari sebuah R6 tua yang hampir jadi besi tua. Tapi di mata Mitchell, motor ini bukan rongsok, melainkan kanvas kosong yang siap berubah wajah. Dengan penuh semangat, lahirlah "Super-Farthing" - hasil kawin silang tak terduga antara motor sport dan sepeda penny-farthing klasik.
"Gila" mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan roda depan buatan Mitchell. Terdiri dari 420 komponen baja yang dirangkai satu-persatu, bobot si roda raksasa ini mencapai 165 kg, hampir setara motor sport utuh.
Baca Juga: Yamaha Keduluan Rilis Motor Listrik Bergaya Maxi, Akui Masih Hati-Hati
Awalnya Mitchell bermimpi pakai aluminium, tapi isi dompet berkata lain. Yah, namanya juga kreativitas dengan budget pas-pasan.
Tapi jangan kira ini cuma soal pasang roda besar dan selesai. Mitchell harus berhadapan dengan "mimpi buruk" para modifikator: motor yang cuma bisa jalan lurus, swing arm yang melipat saat gas pol, dan rem yang lebih mirip hiasan.
Bukannya nyerah, Mitchell malah makin semangat. Dia merombak total mulai dari sistem kemudi hidraulis baru, fork yang lebih sangar, sampai rangka yang diperkuat. Semua demi menciptakan monster roda raksasa yang bisa dikendarai.
Hasilnya? Super-Farthing bisa ngebut sampai 80 km/jam! Oke, mungkin tidak secepat R6 standar, tapi coba bayangkan ngebut dengan roda depan sebesar itu. Sensasinya? Dijamin bikin deg-degan.
Mitchell sendiri masih belum puas. Baginya, Super-Farthing bukan cuma proyek modifikasi, ini adalah bukti bahwa dalam dunia custom bike, kata "impossible" cuma ada di kamus orang-orang yang takut bermimpi.
Baca Juga: IMX 2025 Series Siap Digelar di Beberapa Kota, Padukan Modifikasi dan Lifestyle
Jadi, next time ada yang bilang ide modifikasi kamu terlalu gila, tunjukkin aja Super-Farthing. Karena kadang, ide yang paling "ngawur" justru yang bikin sejarah. Dan Mitchell? Dia udah buktiin kalau dalam dunia modifikasi.