Indonesia menargetkan 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik beroperasi pada 2030, sejalan dengan roadmap menuju Net Zero Emission (NZE) 2060. Pemerintah juga telah menetapkan 100% bauran energi terbarukan (EBT) pada 2060 untuk mendukung agenda ini.
Dendy juga mengatakan investasi dalam ekosistem baterai, termasuk pembangunan pabrik sel baterai di Karawang, yang menjadi kunci dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Dengan upaya pemerintah dan kolaborasi lintas sektor, transformasi menuju ekosistem kendaraan listrik di Indonesia diproyeksikan tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, namun menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi hijau di masa depan.
"Dengan kolaborasi lintas sektor, kami optimis transformasi menuju ekosistem kendaraan listrik akan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau di masa depan," tandasnya.

Sampai saat ini, data tentang perusahaan KBLBB yang sudah mengajukan Insentif sesuai Permeninvest No. 6 Tahun 2023 tentang insentif impor KBLBB adalah PT BYD Auto Indonesia, dengan jumlah total pengimporan pertama 25.000 unit dari total pengajuan 100.000 unit. Kemudian PT Vinfast Automobile Indonesia, total pengimporan pertama 6.390 unit dari total pengajuan 27.390 unit. Berikutnya ada PT National Assemblers untuk brand Citroen dengan jumlah total periode pengimporan pertama 1.200 Unit dari total pengajuan 4.800 Unit, PT National Assemblers untuk merek AION yang mengimpor perdana 1.248 unit dari total pengajuan 17.200 Unit, PT National Assemblers untuk merek Maxus dengan jumlah total untuk periode pengimporan pertama 150 unit dari total pengajuan 600 unit, serta PT National Assemblers yang membawa brand Volkswagen, dengan jumlah total periode pengimporan awal 1.600 unit dari total pengajuan 6.400 unit.
Kontributor: Tantri A.