Melalui fitur ini, pengguna Grab dapat memilih kendaraan energi baru tanpa dikenakan biaya tambahan. Fitur ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya adopsi kendaraan listrik dalam aktivitas sehari-hari.
Di sisi lain, Grab juga akan bekerja sama dengan BYD untuk memperdalam integrasi teknologi Internet of Things (IoT) antara kendaraan listrik dan platform Grab.
Langkah ini bertujuan mengoptimalkan navigasi, perencanaan rute, hingga algoritma data untuk mendukung efisiensi dan pengalaman berkendara yang lebih baik.
“Kolaborasi ini membantu mengurangi hambatan finansial yang sering kali menjadi tantangan dalam adopsi kendaraan listrik, sekaligus memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi mitra pengemudi, termasuk penghematan biaya bahan bakar,” ujar Chuck Kim, Managing Director Group Business Development Grab.
Dominasi BYD di Asia Tenggara
Indonesia sebagai pasar mobil terbesar di Asia Tenggara menjadi salah satu fokus utama dari kemitraan ini. Pada awal 2024, BYD telah memperkenalkan model Dolphin, Seal, dan Atto 3 ke pasar penumpang kendaraan listrik Indonesia.
Sebelumnya, pada 2019, BYD menjalin kerja sama dengan Blue Bird untuk menghadirkan 200 unit taksi listrik, menjadikannya proyek taksi listrik terbesar di Indonesia pada saat itu.
Di Thailand, BYD juga menunjukkan dominasinya. Pada 2024, merek ini menduduki peringkat pertama dalam penjualan kendaraan listrik sepanjang tahun dengan pangsa pasar lebih dari sepertiga.
Tak hanya itu, BYD telah membangun pabrik di Thailand dan sedang menyelesaikan pabrik perakitan kedua di Kamboja, memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri kendaraan listrik Asia Tenggara.
Baca Juga: Neta Perluas Jaringan Diler 3S Jangkau Pengguna Mobil Listrik di Bekasi
Komitmen Jangka Panjang untuk Keberlanjutan