Duh Produsen Baterai EV Malah Dicap Terafiliasi Organisasi Militer oleh AS, Kenapa?

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Jum'at, 10 Januari 2025 | 13:44 WIB
Duh Produsen Baterai EV Malah Dicap Terafiliasi Organisasi Militer oleh AS, Kenapa?
CATL pada Kamis (25/4/2024) memperkenalkan baterai LFP yang mampu menempuh jarak di atas 1000 km. [Dok CATL]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah maraknya perkembangan mobil listrik, produsen baterai EV terbesar di dunia, CATL, tiba-tiba masuk daftar hitam Pentagon karena diduga memiliki hubungan dengan militer China.

Tencent, raksasa teknologi China, juga ikut masuk daftar ini, sehingga tidak bisa bekerja sama dengan Departemen Pertahanan AS dan bisnis lokal AS yang memiliki kontrak militer.

Dilansir dari Carscoops, daftar yang diperbarui ini sekarang mencakup 134 perusahaan, yang semuanya memiliki operasi bisnis di Amerika Serikat. CATL membantah tuduhan tersebut dan berencana untuk menentang pencantumannya dalam daftar hitam ini.

Langkah ini berdampak pada penurunan harga saham CATL sebesar 2,8 persen, memotong nilai pasar mereka sebesar 4,4 miliar dolar AS.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Mobil Bekas Ganteng Tipe Hatchback Januari 2025: Irit, Mulai 70 Jutaan

Juru bicara CATL mengatakan perusahaan "tidak pernah terlibat dalam bisnis atau kegiatan terkait militer" dan bahwa pencantuman dalam daftar '1260H' Departemen Pertahanan "tidak membatasi CATL untuk melakukan bisnis dengan entitas selain Departemen Pertahanan."

Contemporary Amperex Technology Limited (CATL). [Screenshot]
Contemporary Amperex Technology Limited (CATL). [Screenshot]

Banyak mobil listrik populer di dunia menggunakan baterai dari CATL, bahkan beberapa Tesla yang dijual di berbagai pasar juga menggunakan baterai CATL.

Perusahaan ini juga melisensikan teknologi baterai mereka kepada Ford, yang akan menggunakannya untuk membuat paket baterai di pabrik senilai 3,5 miliar dolar AS di Michigan.

Menurut Craig Singleton, seorang peneliti senior di Foundation for the Defense of Democracies, pengendalian data yang dikumpulkan oleh stasiun pengisian EV dan sistem manajemen baterai oleh CATL dapat memungkinkan mata-mata pemerintah China.

Ia mengatakan kepada The Washington Post bahwa undang-undang China mengharuskan CATL memberikan akses pemerintah ke semua data kepemilikan dan pelanggan mereka.

Baca Juga: Duh, Spion Mobil Mahal Sekaliber Lexus Meleleh saat Terjemur, PPF Jadi Biang Keladi?

Daftar yang diperbarui ini diterbitkan tidak lama setelah Kementerian Perdagangan China menambahkan 10 perusahaan AS ke dalam "daftar entitas tidak dapat diandalkan."

Pada tahun 2021, Xiaomi dimasukkan dalam daftar 1260H tetapi berhasil menggugat Pentagon dan dikeluarkan, dengan argumen bahwa mereka tidak memiliki hubungan dengan militer China.

Masuknya Tencent dalam daftar ini juga patut diperhatikan. Tencent memiliki WeChat dan bernilai lebih dari 480 miliar dolar AS.

Setelah berita ini tersebar, saham Tencent turun sekitar 7,3 persen, memangkas nilai pasar mereka sebesar 35,4 miliar dolar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI