Suara.com - Jalan menuju elektrifikasi kendaraan ternyata tidak selalu mulus, dengan penjualan yang anjlok dan perusahaan yang tumbang.
Laporan Visordown menunjukkan bahwa menjual motor listrik baru di Belanda tahun depan diprediksi akan semakin sulit.
Berkebalikan dengan Indonesia, wacana kebijakan baru di Negeri Kincir Angin ini disinyalir akan memperberat adopsi motor listrik.
Wacana tersebut berkaitan dengan bagaimana pajak diterapkan pada sepeda motor listrik dan insentif finansial yang membantu mempermudah konsumen beralih ke kendaraan listrik.
Baca Juga: Hitung-Hitungan Beli Mobil Hybrid, Konvensional, dan LCGC di Tengah Kebijakan Pajak Baru
Sebagai informasi, industri sepeda motor di Belanda tidaklah sebesar di daratan Eropa lainnya. Bahkan, Belanda menempati urutan ke-12 terbesar di Eropa pada tahun 2023, dengan perkiraan 700.000 sepeda motor di jalanan.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Inggris yang memiliki sekitar 1,3 juta sepeda motor di jalanan.
Dengan jumlah sepeda motor yang ada di Belanda, tidak mengherankan bahwa hak-hak pengendara, peningkatan jumlah pengendara baru, dan bantuan untuk segmen baru bukanlah prioritas utama pemerintah Belanda.
Melihat lebih dekat pada segmen listrik dan perubahan yang akan terjadi pada tahun 2025, sepeda motor listrik yang dijual di Belanda tidak lagi mendapatkan potongan pajak yang menarik.
Sebaliknya, mereka akan dikenakan tarif pajak tujuh kali lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan listrik sejenis yang digunakan oleh pengguna bisnis.
Baca Juga: Gaikindo Tetap Optimistis Industri Otomotif Tumbuh Meski Pungutan Pajak Bertambah
Pajak yang dikenakan pada saat pembelian disebut sebagai 'Belasting van Personenauto’s en Motorrijwielen' atau BPM.
Perubahan ini berarti pada tahun 2025, sebuah sepeda motor listrik seharga 25,000 euro yang sebelumnya bebas pajak saat pembelian, sekarang akan dikenakan tambahan 4,640 euro, menurut The Pack.
Tentunya, produsen dapat mencoba mengurangi beban tersebut dengan menawarkan diskon atau paket aksesori.
Pukulan berikutnya datang dalam bentuk penghapusan subsidi yang sebelumnya menguntungkan pembeli sepeda motor bertenaga baterai baru.
Pemilik sepeda motor listrik baru di Belanda sebelumnya mendapatkan manfaat dari pembebasan pajak jalan dan potongan pajak BPM yang disebutkan sebelumnya.
Selain itu, sepeda motor listrik baru yang dijual di Belanda tidak lagi termasuk dalam subsidi plug-in yang diterima oleh EV empat roda di negara tersebut.
Meskipun ini mungkin jumlah finansial yang lebih kecil untuk dikhawatirkan dibandingkan dengan peningkatan BPM, hal ini bisa menjadi pukulan terakhir bagi industri sepeda motor listrik di Belanda.
Dengan perubahan kebijakan ini, masa depan sepeda motor listrik di Belanda tampak suram, kebalikan dari tren di Indonesia yang semakin mendukung penggunaan kendaraan listrik.