PPN 12 Persen, Ketua Gaikindo: Bukan Hal Baru...

Muhammad Yunus Suara.Com
Selasa, 07 Januari 2025 | 12:58 WIB
PPN 12 Persen, Ketua Gaikindo: Bukan Hal Baru...
Konser musik di JCW di Plenary Hall – Jakarta Convention Centre sudah termasuk tiket GJAW 2023 [Gaikindo/Seven Events].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto, meyakini bahwa kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen tidak akan menghambat laju industri otomotif nasional.

Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa kenaikan serupa pernah terjadi sebelumnya, dan industri tetap mampu beradaptasi.

"Kenaikan PPN ini bukan hal baru. Dari 10 persen ke 11 persen, lalu sekarang 12 persen, industri otomotif tetap berjalan sesuai koridornya," kata Jongkie kepada ANTARA, Senin (6/1).

Ia menambahkan bahwa dukungan pemerintah melalui berbagai insentif juga memperkuat keyakinan bahwa sektor ini akan terus tumbuh positif pada tahun 2025.

Baca Juga: DJP Bidik Tambah Cuan Rp3,5 T dari Pajak Barang Mewah 12 Persen

Insentif Pemerintah untuk Kendaraan Ramah Lingkungan

Pemerintah terus menunjukkan komitmennya terhadap pertumbuhan industri otomotif dengan fokus pada kendaraan ramah lingkungan.

Di awal tahun 2025, pemerintah memberikan insentif fiskal sebesar 3 persen untuk pembelian kendaraan hybrid (HEV). Kebijakan ini melengkapi insentif sebelumnya untuk kendaraan listrik berbasis baterai (BEV).

Termasuk PPN DTP 10 persen untuk impor mobil listrik completely knocked down (CKD). PPnBM DTP 15 persen untuk mobil listrik completely built up (CBU) dan CKD. Pembebasan bea masuk untuk impor mobil listrik CBU.

Langkah-langkah ini diapresiasi oleh Ketua Umum Gaikindo, Yohanes Nangoi.

Baca Juga: Kenaikan PPN Picu Tren Baru 'No Buy Challenge 2025', Ajak Orang RI Tunda Beli Barang Mewah

"Kebijakan insentif ini merupakan angin segar yang dapat menggairahkan kembali industri otomotif Indonesia," ujar Yohanes.

Pemerintah juga menargetkan bauran kendaraan rendah emisi dan hemat bahan bakar atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) sebagai bagian dari upaya mencapai karbon netral pada 2060.

Penjualan kendaraan BEV dan HEV pun menunjukkan tren positif, dengan pangsa pasar mencapai 11,6 persen dari Januari hingga November 2024.

Dorongan dari Pakar: Kolaborasi dan Edukasi Konsumen

Pakar otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengingatkan pentingnya kolaborasi antara Gaikindo, pemerintah, dan produsen untuk mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan.

Ia menyoroti perlunya sosialisasi manfaat kendaraan listrik kepada konsumen dan pengembangan model kendaraan yang lebih terjangkau.

“Gaikindo perlu bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan opsen PKB dan BBNKB yang variatif di setiap daerah tidak membebani konsumen,” kata Yannes.

Masa Depan Cerah Industri Otomotif

Dengan dukungan kebijakan insentif yang proaktif dari pemerintah dan langkah adaptif pelaku industri, Gaikindo optimis bahwa sektor otomotif Indonesia akan terus berkembang.

Terlebih lagi, fokus pada kendaraan ramah lingkungan menandai langkah strategis menuju pasar yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.

Di tengah tantangan kenaikan pajak, optimisme ini menjadi kunci bagi industri otomotif untuk terus melaju.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI