Suara.com - KIA Motors terpaksa menarik kembali (recall) hampir 23.000 kendaraan listrik model EV9 setelah ditemukannya kesalahan serius dalam proses produksi yang diduga disebabkan oleh satu pekerja di pabrik.
EV9, SUV listrik tiga baris pertama dari KIA, diluncurkan di AS pada Oktober 2023 dan dijadwalkan masuk pasar Inggris bulan ini. Namun, kini 22.883 unit kendaraan yang diproduksi antara 25 September 2023 hingga 15 Oktober 2024 di pabrik Kia di Gwangmyeong, Korea Selatan, harus diperiksa ulang.
Dilansir dari Unilad, menurut Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA), masalah utama terletak pada kursi baris kedua dan/atau ketiga yang kemungkinan dipasang tanpa baut pengencang.
Hal ini menimbulkan risiko serius karena kursi yang tidak terpasang dengan baik tidak dapat menahan penumpang dengan aman, meningkatkan potensi cedera dalam kecelakaan.
Baca Juga: Daftar Harga Mobil KIA Desember 2024: Dari Sonet hingga EV9
Dalam dokumen resmi, NHTSA menyebutkan bahwa cacat tersebut terjadi karena kesalahan pekerja perakitan di pabrik. KIA mengonfirmasi bahwa pemilik kendaraan yang terdampak akan menerima pemberitahuan melalui surat yang dikirimkan paling lambat 24 Januari 2025.
Dealer KIA akan memeriksa dan memasang baut pengencang secara gratis jika diperlukan.
Kasus ini menambah panjang daftar recall dalam industri otomotif, dengan Tesla menjadi produsen yang paling banyak menarik kendaraan di tahun 2024, mencapai lebih dari 5 juta unit dari 15 kasus recall.
KIA sendiri mencatat 19 recall sepanjang tahun lalu, termasuk untuk SUV Telluride sebanyak 462.869 unit akibat risiko kebakaran yang disebabkan oleh motor kursi depan yang dapat overheat.
Meskipun recall merupakan langkah standar untuk memastikan keselamatan pelanggan, kasus ini menyoroti pentingnya kontrol kualitas dalam produksi kendaraan, terutama di tengah meningkatnya persaingan di pasar mobil listrik.
Baca Juga: Bukan Fortuner, SUV 500 Jutaan dari KIA Ini Dicap Paling Anti Rewel di Amerika Serikat
Dengan semakin ketatnya regulasi keselamatan, produsen otomotif harus lebih berhati-hati untuk menghindari insiden serupa di masa depan.