Tesla Cybertruck Jadi Bom? Investigasi Ledakan Las Vegas & Temuan Mengejutkan!

Muhammad Yunus Suara.Com
Kamis, 02 Januari 2025 | 12:44 WIB
Tesla Cybertruck Jadi Bom? Investigasi Ledakan Las Vegas & Temuan Mengejutkan!
Ilustrasi Tesla Cybertruck [Suara.com/Tesla]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Las Vegas, kota yang dikenal dengan gemerlapnya, mendadak berubah mencekam ketika sebuah Tesla Cybertruck meledak di dekat Trump International Hotel pada Rabu malam.

Ledakan ini menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya, memicu penyelidikan besar-besaran oleh Departemen Kepolisian Las Vegas (LVPD) dan badan intelijen AS.

Sheriff Kevin McMahil dari LVPD menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti yang mengaitkan insiden ini dengan kelompok teroris seperti ISIS.

"Kami tidak memiliki indikasi bahwa ledakan ini memiliki hubungan dengan ISIS," ujar McMahil pada Kamis, 2 Januari 2025.

Baca Juga: Misteri Kecelakaan Jeju Air Semakin Terkuak, Black Box Dikirim ke AS

Namun, pihak berwenang tetap menyelidiki semua kemungkinan, termasuk keterkaitan dengan serangan teroris lain yang terjadi di New Orleans pada hari yang sama.

Presiden Joe Biden menyatakan bahwa investigasi sedang dilakukan untuk mencari tahu apakah kedua insiden ini saling terkait.

“Kami benar-benar sedang menyelidiki kemungkinan keterkaitan dengan apa yang terjadi di New Orleans serta serangan lain di berbagai belahan dunia. Namun, tidak ada bendera ISIS seperti yang ditemukan di New Orleans,” lanjut McMahil.

Penyelidik menemukan tangki bensin dan mortir kembang api besar di bagian belakang Cybertruck yang meledak.

Meski temuan ini belum cukup untuk menyimpulkan motif atau pelaku di balik insiden tersebut, keberadaannya menambah kompleksitas penyelidikan.

Baca Juga: Isak Tangis dan Amarah di Muan: Ratusan Keluarga Korban Jeju Air Menunggu Jenazah di Tengah Ketidakpastian

Kejadian di New Orleans

Ledakan di Las Vegas ini terjadi hanya beberapa jam setelah serangan mematikan di New Orleans. Pada Rabu dini hari, seorang pengemudi menabrakkan truknya ke kerumunan orang yang merayakan Tahun Baru di Bourbon Street, sebelum melepaskan tembakan.

Polisi berhasil melumpuhkan pelaku, yang kemudian diidentifikasi sebagai Shamsud-Din Jabbar, seorang warga negara AS berusia 42 tahun asal Texas.

FBI melaporkan bahwa simbol-simbol yang terkait dengan ISIS ditemukan di mobil pelaku.

Serangan tersebut mengakibatkan 15 orang tewas dan 35 lainnya terluka, termasuk dua petugas polisi.

Presiden Biden memastikan bahwa Jabbar mengunggah video yang terinspirasi ISIS beberapa jam sebelum serangan terjadi.

Reaksi Pemerintah dan Masyarakat

Insiden ini memunculkan kekhawatiran baru di tengah masyarakat Amerika Serikat. Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, sementara badan-badan keamanan meningkatkan pengawasan di seluruh penjuru negeri.

Presiden Biden menyampaikan belasungkawa kepada korban dan keluarga yang terdampak dalam kedua insiden tersebut.

"Kami akan memastikan bahwa keadilan ditegakkan dan ancaman semacam ini tidak terulang," ujar Biden.

Meski belum ada bukti langsung yang menghubungkan ledakan di Las Vegas dengan serangan di New Orleans, para ahli menyebutkan bahwa pola serangan yang terjadi pada hari yang sama mengindikasikan kemungkinan keterkaitan.

Penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa ini.

Langkah Selanjutnya

Ledakan Tesla Cybertruck di Las Vegas dan serangan di New Orleans menjadi pengingat akan pentingnya upaya kolektif dalam menghadapi ancaman terorisme.

Investigasi menyeluruh diharapkan dapat mengungkap motif, pelaku, dan potensi ancaman di masa depan.

Sementara itu, pihak berwenang di Las Vegas terus memantau situasi, memastikan keamanan bagi warga dan wisatawan di kota tersebut.

Kejadian ini menegaskan bahwa bahkan di tengah kehidupan modern yang serba canggih, ancaman keamanan masih menjadi tantangan besar yang harus dihadapi bersama.

Kejadian yang mencekam ini meninggalkan luka mendalam, namun juga menjadi momentum bagi Amerika Serikat untuk memperkuat solidaritas dan kewaspadaan nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI