Suara.com - Suzuki telah berduka karena kehilangan maestro yang telah membesarkankan. Dialah Osamu Suzuki, sang arsitek di balik transformasi spektakuler Suzuki Motors, mengucapkan selamat tinggal di usia 94 tahun.
Dalam keterangan resminya, Osamu meninggal dunia pada tanggal 25 Desember 2024 di usia 94 tahun.
"Suzuki Motor Corporation mengumumkan bahwa Bapak Osamu Suzuki, Penasihat Senior Perusahaan telah meninggal dunia pada tanggal 25 Desember 2024," tulis keterangan resmi di laman Suzuki.
Sejarah Osamu hingga membuat Suzuki menjadi salah satu raksasa otomotif dunia memang cukup dikenang. Seorang Osamu Matsuda muda yang bermetamorfosis menjadi Osamu Suzuki setelah mempersunting Shoko, sang putri dinasti Suzuki.
Baca Juga: Daftar Mobil dan Motor Terbaik Hasil Penilaian Jurnalis Otomotif 2024
Tapi jangan salah, ini bukan cerita Cinderella versi korporat. Osamu membuktikan dirinya jauh lebih dari sekadar "menantu beruntung".
Pada tahun 1958, seorang pria dengan mimpi besar melangkah masuk ke kantor Suzuki. Dua dekade kemudian, ia sudah duduk di kursi CEO. Namun bukan posisi yang membuatnya istimewa - melainkan keberaniannya berpikir berbeda.
Saat semua orang berlomba membuat mobil besar dan mewah, Osamu justru bermain di liga sendiri. Ia melihat potensi besar dalam hal yang kecil - secara harfiah. Fokusnya pada mobil kompak tidak hanya mengubah Suzuki, tapi menggemparkan industri otomotif global.
Masterpiece-nya? Invasi ke India di awal 1980-an. Ketika banyak produsen otomotif masih ragu-ragu, Osamu sudah melihat potensi emas di negeri Bollywood ini.
Maruti Suzuki lahir, dan sejarah pun berubah. Dari yang tadinya didominasi mobil-mobil tua, jalanan India kini dipenuhi armada Suzuki yang gesit dan efisien.
Baca Juga: Si Biru yang Bikin Haru: Suzuki Nex II Crossover 2025 Tampil dengan Aura Berbeda
Osamu bukan sekadar eksekutif bisnis. Ia adalah visioner yang membaca masa depan. Di matanya, mobilitas bukan tentang kemewahan, tapi tentang menciptakan solusi yang tepat untuk kebutuhan yang tepat. Filosofi ini mengantarkan Suzuki dari sudut Jepang ke panggung global.
Hingga pensiunnya di tahun 2021, Osamu telah membangun warisan yang tak tergoyahkan. Dari Thailand hingga Pakistan, dari Filipina hingga Selandia Baru - jejak revolusi kecilnya terasa di mana-mana. Bahkan General Motors pun tak kuasa menolak pesona strategi bisnisnya.
Apa rahasia kesuksesannya? Mungkin jawabannya sederhana: Osamu tidak pernah mencoba menjadi yang terbesar - ia fokus menjadi yang terbaik dalam permainannya sendiri.
Ia membuktikan bahwa dalam dunia yang terobsesi dengan "lebih besar lebih baik", terkadang solusi terbaik datang dalam kemasan yang compact.
Kepergian Osamu Suzuki mungkin menandai akhir dari sebuah era, tapi visinya akan terus hidup. Dalam setiap Suzuki yang meluncur di jalanan dunia, dalam setiap inovasi yang lahir dari filosofi "kecil itu cerdas", legacy sang maestro akan terus bergema.