Lebih buruk lagi, lebih dari 100 dari mereka paspornya ditahan, secara efektif menjebak mereka dalam kondisi eksploitasi.
Kondisi yang dihadapi para pekerja ini benar-benar brutal. Mereka tinggal di lokasi konstruksi dengan akomodasi yang disediakan oleh perusahaan termasuk tempat tidur tanpa kasur dan, dalam satu kasus, satu kamar mandi untuk 31 pekerja.
Laporan resmi dari pemerintah menyebutkan bahwa para pekerja yang dipekerjakan dalam pembangunan pabrik BYD sering bangun sekitar pukul 4 pagi agar semua orang bisa menggunakan kamar mandi sebelum mulai bekerja pada pukul 5:30 pagi.