Suara.com - Donald Trump akan kembali ke Gedung Oval bulan depan, dan tim transisinya sudah merencanakan berbagai perubahan yang akan berdampak luas pada seluruh industri otomotif.
Seperti yang baru-baru ini terungkap, standar efisiensi bahan bakar bisa ditarik kembali secara signifikan, insentif EV dihapus, dan pemerintah federal serta militer AS bisa dilarang membeli lebih banyak EV.
Saat ini, pemerintah AS harus membeli lebih banyak mobil listrik sambil mengganti kendaraan lamanya yang boros bahan bakar. Selain itu, armada kendaraan ringan pemerintah harus semuanya menjadi mobil tanpa emisi pada tahun 2027.
Namun, Trump diperkirakan akan membatalkan mandat ini, menurut laporan Carscoops. Selain itu, dia juga diharapkan mengakhiri program Departemen Pertahanan (DOD) yang bertujuan membeli atau mengembangkan kendaraan militer listrik.
Baca Juga: Respon Pernyataan Donald Trump, Ini Alasan Presiden Kolombia Dukung Kemerdekaan Panama
Beberapa kendaraan militer berbasis baterai atau bantuan listrik telah dikembangkan baru-baru ini. Misalnya, pada pertengahan 2023, GM Defense meluncurkan kendaraan konsep militer berbasis Hummer EV yang disebut eMCV.
Kendaraan ini dilengkapi dengan baterai 212 kWh yang sama dengan Hummer jalan raya, tetapi menambahkan generator diesel 12 kW untuk membantu mengisi daya baterai.
Pada bulan Oktober tahun ini, GM Defense juga meluncurkan kendaraan taktis 'Next Gen' baru yang berbasis pada Chevrolet Silverado 2500HD ZR2, dilengkapi dengan mesin turbo-diesel 2,8 liter yang dilengkapi dengan sepasang motor listrik.
Versi listrik dari Kendaraan Regu Infanteri sembilan penumpang GM juga sedang dikembangkan. DOD juga saat ini ingin seluruh armada kendaraan non-taktisnya beralih ke EV pada tahun 2035.
Dokumen dari pemerintahan Trump yang akan datang mengungkapkan proposal untuk kembali ke standar ekonomi bahan bakar dari tahun 2019.
Baca Juga: Donald Trump Bongkar Alasan Elon Musk Tak Akan Jadi Presiden AS!
Kendaraan listrik juga menghadapi masa depan yang tidak pasti. Trump diperkirakan akan menghapus kredit pajak EV sebesar 7.500 dolar AS (sekitar Rp 121 jutaan), yang kemungkinan akan memicu penurunan penjualan EV baru di seluruh negeri.
Dengan berbagai perubahan ini, masa depan kendaraan listrik di bawah pemerintahan Trump tampak penuh tantangan.