Suara.com - Siapa yang tak kenal Honda Supra Fit? Motor legendaris yang pernah menjadi primadona jalanan Indonesia ini kini seolah bereinkarnasi dalam sosok yang lebih segar.
Kabar menggembirakan datang dari negeri tetangga Laos, di mana kembaran Supra Fit bernama Honda Wave 110 2025 hadir sebagai penerus spiritual sang legenda.
Dilansir dari 2banh.vn, Honda Wave 110 2025 tampil bak ksatria modern dengan armor yang lebih canggih. Desainnya? Masih setia dengan DNA motor bebek klasik, namun kini tampil lebih berotot dengan garis-garis tegas yang menggoda mata.
Tersedia dalam dua varian, motor ini menawarkan pilihan antara yang klasik dengan rem tromol atau versi yang lebih gahar dengan rem cakram. Harganya? Cukup menggiurkan, mulai Rp 24,3 juta hingga Rp 25,6 juta, sebuah investasi yang masuk akal untuk sebuah legenda yang telah berevolusi.
Baca Juga: Honda Kenalkan Mesin Hybrid Jenis Baru, Buat HR-V atau CR-V, nih?
Di balik tampilannya yang menawan, Wave 110 menyimpan kejutan dalam bentuk mesin 109,2cc yang tangguh. Dengan tenaga 8,2 hp dan torsi 8,44 Nm, motor ini siap menerjang berbagai medan dengan percaya diri. Yang lebih menarik, mesin ini sudah ramah lingkungan dengan standar Euro 3, bukti bahwa klasik bisa tetap ramah lingkungan.
Soal kenyamanan? Jangan ditanya. Dengan tinggi jok 770 mm dan bobot seringan 96 kg, Wave 110 bagai menari di jalanan. Ground clearance 134 mm membuatnya gesit melewati berbagai rintangan, sementara suspensi teleskopik dan pegas ganda menjamin perjalanan tetap nyaman.
Pilihan warnanya pun bak pelangi, dari biru yang memikat hingga merah yang menggoda. Honda cerdik mempertahankan beberapa elemen klasik seperti lampu halogen dan panel analog, menciptakan perpaduan sempurna antara masa lalu dan masa kini.
Melihat kemunculan Wave 110 di Laos, tak pelak membuat kita bertanya-tanya Akankah Indonesia kebagian jatah reinkarnasi Supra Fit ini?
Satu hal yang pasti, Honda Wave 110 2025 membuktikan bahwa motor bebek masih punya tempat di hati penggemar roda dua. Ia hadir bukan sekadar sebagai nostalgia, melainkan sebagai bukti bahwa warisan klasik bisa tetap relevan di era modern.
Baca Juga: Berapa Harga Motor CB? Acara Komunitasnya di Nganjuk Bikin Rugi Mini Market hingga Rusak Mobil Artis